IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Hani Handayani Warsita (45 tahun) jamaah umroh PT Firdaus Mulia Abadi asal Solo mengaku masih diminta bukti vaksin meningitis di Bandara Soekarno-Hatta. Hani harus berangkat ke Jakarta karena Bandara Solo Adi Sumarmo belum bisa untuk berangkat umroh sejak Covid-19.
"Saya Hani jamaah dari PT Firdaus Mulia Abadi. Hari ini saya mau terbang umroh plus Turki tapi hari ini saya masih harus memakai surat kuning atau surat meningitis," katanya saat dihubungi Republika, Jumat (28/10/2022).
Hani mengatakan, pernyataan Pemerintah Arab Saudi membuat banyak masyarakat Indonesia khususnya yang punya rencana umroh gembira, karena kebijakan vaksin meningitis sudah dihapus dan bukan menjadi kewajiban bagi jamaah umroh. Namun, dia kecewa di lapangan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) masih meminta menunjukan vaksin meningitis.
"Padahal saya membaca di media bahwa Kementerian Haji Umroh Arab Saudi sudah menghapus dan tidak mewajibkan vaksin itu untuk umroh tapi sampai saat ini saya masih harus menggunakan vaksin," katanya.
Hani mengaku sulit sekali mencari vaksin meningitis di daerahnya Solo dan sekitarnya. Meskipun sulit dia tetap harus mencari vaksin demi mendapat izin terbang ke Tanah Suci untuk ibadah umrah.
"Kita carinya juga sangat susah di mana-mana nggak ada sampai kita muter-muter," katanya.
Dia berharap, pemerintah, melalui Kementrian Kesehatan (Kemenkes) dapat segera menyesuaikan kebijakan Arab Saudi yang menghapus kebijakan vaksin meningitis. Sehingga setiap orang yang ingin masuk Arab Saudi dimudahkan.
"Mudah-mudahan ada perubahan untuk kedepannya dan jamaah umroh semakin dimudahkan terima kasih," katanya.
Kekecewaan juga disampaikan calon jamaah umroh asal Jepara, Feri Irawan (35). Dia juga tetap diminta menunjukkan vaksin meningitis oleh KKP Bandara Soekarno-Hatta.
"Kecewa karena apa yang disampaikan di berita tidak sesui dengan yang ada di lapangan. Buktinya saya harus menunjukkan bukti vaksin," katanya.
Untuk itu dia menyarankan bagi siapa saja yang ingin berangkat umroh harus divaksin sebelum berangkat. Karena Pemerintah Indonesia, sampai saat ini belum mencabut peraturan terkiat dengan vaksin meningitis.
"Saran saya tetap vaksin jika tidak ingin gagal berangkat. Karena pemerintah kita masih meminta vaksin meski Arab Saudi sudah tidak mewajibkannya lagi," katanya.