Selasa 08 Nov 2022 00:45 WIB

Cara Arab Saudi Siapkan Masa Depan Ramah Lingkungan 

Arab Saudi ciptakan rumah masa depan ramah lingkungan.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
Rancangan rumah masa depan Arab Saudi yang ramah lingkungan.
Foto: Arab News
Rancangan rumah masa depan Arab Saudi yang ramah lingkungan.

IHRAM.CO.ID,KAIRO -- Kerajaan Arab Saudi melindungi hingga 30 persen daratan dan lautnya sambil menyelamatkan spesies yang terancam punah melalui inisiatifnya yang bernilai $186 miliar atau Rp2,9 triliun. Kebijakan ini guna menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. 

Di bawah pengawasan Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Saudi meluncurkan Saudi Green Initiative (SGI) pada tahun 2021 untuk mengatasi tantangan iklim dan mencapai emisi nol pada tahun 2060. 

Baca Juga

"Inisiatif Hijau Saudi akan memberikan peluang investasi besar bagi sektor swasta, peluang kerja berkualitas bagi generasi pemimpin berikutnya di Kerajaan dan meningkatkan hubungan internasional yang akan berdampak positif pada kawasan dan dunia," kata Mohammed bin Salman dalam sebuah pernyataan dikutip dari Arab News pada Senin (7/11/2022). 

Inisiatif ini terdiri atas setidaknya 60 strategi terkait iklim, termasuk menetapkan wilayah daratan dan laut yang luas untuk perlindungan mencapai 20 persen cadangan alam pada tahun 2030 dan tambahan 10 persen yang akan disampaikan kemudian. SGI melibatkan kerjasama dengan organisasi perlindungan keanekaragaman hayati terkemuka internasional seperti International Union for Conservation of Nature.

"Target ambisius ini akan memastikan satwa liar berlimpah dan kemurnian alam di Kerajaan Saudi," tulis situs resmi SGI.

Saudi saat ini memiliki sekitar 17 persen daratan dan laut yang dilindungi, dengan Cagar Alam Kerajaan, Cagar Alam Umum, dan Cagar Alam AlUla berjumlah 15 area. Saudi juga mencapai beberapa pemulihan satwa liar.

Tercatat, Cagar Alam Kerajaan Raja Salman bin Abdulaziz (KSRNR) adalah salah satu kawasan lindung terbesar di Saudi dengan 130 ribu km persegi. Selain itu, Komisi Kerajaan AlUla (RCU) telah memprakarsai pelestarian Cagar Alam Sharaan untuk memulihkan dan memperkuat spesies terancam yang bernilai tinggi. Diluncurkan pada Februari 2022, Cagar Alam Sharaan menciptakan peluang ekowisata yang memperkaya ekosistem dengan menyediakan resor dan memperkenalkan kembali spesies liar. 

Sejalan dengan SGI, Cagar Alam Sharaan akan memulihkan 100 hektar lahan yang digunakan untuk menguji pendekatan rehabilitasi ekologi pada tahun 2030. Inisiatif ini pun berencana untuk mengembangkan kembali salah satu ladang vulkanik terbesar Kerajaan Harrat Khaybar menjadi suaka margasatwa, objek wisata berbasis alam dan situs UNESCO yang dinominasikan. 

Selanjutnya, upaya besar-besaran telah dilakukan untuk menjaga satwa liar Saudi, dengan $25 juta didedikasikan untuk melestarikan macan tutul Arab dan 471 oryx dan ibex. Pada Juni 2022, KSRNR menyaksikan kelahiran kijang liar Arab pertama dalam 90 tahun terakhir. Kembalinya oryx mempromosikan pencapaian lingkungan yang berkontribusi pada keseimbangan lingkungan, pengayaan keanekaragaman hayati dan pelestarian spesies ini. 

Saat ini, KSRNR memiliki 282 spesies hewan yang mencakup berbagai jenis mamalia, reptil, burung, dan amfibi. Saudi telah menetapkan 82.700 kilometer persegi lahan untuk melindungi satwa liar dan menerapkan program rewilding yang kuat. Daerah tersebut mencakup berbagai bentuk geografi, termasuk gurun, hutan, pegunungan, dan tempat-tempat pesisir.

 

Berikutnya, Saudi akan menetapkan 10 hotspots keanekaragaman hayati pada tahun 2025 untuk melestarikan 500 spesies tumbuhan dan hewan, termasuk 55 spesies endemik Semenanjung Arab di 977 kilometer persegi. Apalagi Saudi adalah salah satu dari sedikit negara Arab yang menjadi bagian dari Global Ocean Alliance untuk melindungi setidaknya 30 persen lautan dunia pada tahun 2030.

SGI telah menetapkan rencana aksi lima langkah untuk memastikan keberlanjutan dan pilihan pengembangan kawasan ini. 

Inisiatif ini berencana untuk menanam 450 juta pohon dan merehabilitasi 8 juta hektar lahan terdegradasi pada tahun 2030, mengurangi 200 juta ton emisi karbon. Saudi juga akan berkontribusi mengurangi emisi metana global hingga 30 persen pada tahun 2030 sebagai bagian dari komitmennya untuk masa depan yang lebih hijau. 

Pada akhirnya, transformasi Riyadh menjadi salah satu kota paling berkelanjutan di dunia sebenarnya sedang berlangsung, dengan solusi komprehensif yang diuraikan dalam Forum SGI. SGI akan diadakan dari 11-12 November di Sharm El Sheikh, Mesir, bersamaan dengan Konferensi perubahan iklim PBB, yang juga dikenal sebagai COP27. Putra Mahkota Saudi juga meluncurkan Inisiatif Hijau Timur Tengah, yang sejalan dengan komitmen Arab Saudi untuk menciptakan dampak global. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement