Jumat 25 Nov 2022 18:02 WIB

Wamenag Minta Guru Perkuat Moderasi Beragama

Wamenag berpesan agar menjadikan agama sebagai sumber inspirasi untuk memuliakan

 Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa
Foto: istimewa
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi meminta guru dan tenaga pendidik untuk memperkuat moderasi beragama dan menjauhi politisasi agama.

"Terus perkuat moderasi beragama dan sukseskan tahun toleransi. Jauhi politisasi agama. Hindari perpecahan, terlebih dengan membawa-bawa ajaran agama. Hadirkan agama sebagai rahmat bagi semesta," ujar Zainut saat memimpin upacara peringatan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 di Jakarta, Jumat (25/11/2022).

Baca Juga

Zainut berpesan agar menjadikan agama sebagai sumber inspirasi untuk memuliakan harkat kemanusiaan, meneguhkan komitmen kebangsaan, toleran, dan antikekerasan.

Dalam peringatan HGN2022, Kementerian Agama berkomitmen untuk terus meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru. Kementerian Agama tengah memperjuangkan adanya skema penambahan kuota Pendidikan Profesi Guru (PPG) melalui jalur pembiayaan LPDP.

"Alhamdulillah, tahun ini ada penambahan signifikan, mencapai 11.200 kuota PPG Guru. Kami berkomitmen agar jumlah ini terus bertambah pada tahun mendatang," kata Zainut.

Upaya peningkatan kompetensi, kata Wamenag, juga terus dilakukan dengan memberi beasiswa pendidikan, serta memberikan pendidikan dan pelatihan (diklat) bagi para guru.

Kementerian Agama telah bermitra dengan Bank Dunia dalam peningkatan kompetensi ini, melalui program Madrasah Reform (MEQR) dengan target mampu menjangkau lebih 300 ribu guru dan tenaga kependidikan di seluruh Indonesia.

"Terkait peningkatan kesejahteraan, kami perjuangkan pemenuhan tunjangan profesi guru (TPG), pemberian insentif guru, pengangkatan P3K (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja), penataan dan pendistribusian guru, serta program strategis lainnya," kata dia.

Wamenag juga berpesan agar guru terus menjadi pribadi pembelajar, sebab mengajar adalah bagian dari belajar. Saat guru mengajar, pada hakikatnya dia juga sedang belajar.

Guru juga didorong untuk terus berinovasi dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi. Menurut dia, paradigma belajar dan mengajar harus dapat merespons sesuai perkembangan dan kebutuhan zaman.

"Ini menjadi tantangan guru untuk dapat meresponsnya," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini

Apakah internet dan teknologi digital membantu Kamu dalam menjalankan bisnis UMKM?

  • Ya, Sangat Membantu.
  • Ya, Cukup Membantu
  • Tidak
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
كَانَ النَّاسُ اُمَّةً وَّاحِدَةً ۗ فَبَعَثَ اللّٰهُ النَّبِيّٖنَ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ ۖ وَاَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتٰبَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيْمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ فِيْهِ اِلَّا الَّذِيْنَ اُوْتُوْهُ مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَتْهُمُ الْبَيِّنٰتُ بَغْيًا ۢ بَيْنَهُمْ ۚ فَهَدَى اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لِمَا اخْتَلَفُوْا فِيْهِ مِنَ الْحَقِّ بِاِذْنِهٖ ۗ وَاللّٰهُ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ اِلٰى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيْمٍ
Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.

(QS. Al-Baqarah ayat 213)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement