IHRAM.CO.ID, Sejak awal perkembangannya di Arab, agama Islam menyebar ke berbagai wilayah dengan cepat, baik melalui penaklukan maupun munculnya kesadaran untuk masuk Islam. Jangkauan kekuasaan Islam ketika itu meliputi Afrika Utara dan Timur Tengah.
Pada abad ke-8, sebagian besar India sudah diislamkan. Tentara Muslim juga mulai menguasai Spanyol. Pada abad ke-17, wilayah yang dikuasai tentara Islam semakin banyak, membentang mulai dari bagian selatan Filipina, kawasan Asia Selatan, sampai Timur Tengah melalui Turki. Pengaruh Islam juga sudah sampai di Eropa Tengah.
Rentang wilayah yang luas, kebudayaan yang beragam, dan masa penyebaran yang telah berlangsung lama, berpengaruh pada karakteristik senjata dan pelindung bagi tentara Islam. Perangkat untuk tentara itu berkembang sesuai dengan wilayahnya. Jadi, ketika berbicara tentang senjata dan pelindung tentara Islam, hal tersebut dapat diklasifikasikan dalam tiga jenis. Pertama, pada Pemerintahan Mamluk (1250-1517) di Mesir dan Suriah, Kekaisaran Ottoman (1299-1922) di Timur Dekat seperti di Persia, dan masa kepemimpinan Mughal (1526-1858) di India.
Meski terbagi menjadi tiga, satu hal yang menjadi kesamaan dan karakteristik pelindung tentara Islam jika dibandingkan tentara Eropa adalah pada berat dan besarnya. Pelindung tentara Islam jauh lebih ringan dan simpel. Hal ini sesuai dengan strategi dan taktik perang tentara Islam yang lebih mementingkan kecepatan. Selain itu, kondisi cuaca di wilayah Muslim yang cenderung panas membuat para tentaranya lebih memilih pelindung yang sederhana.
Pelindung yang paling sering digunakan adalah chain mail atau baju zirah yang terbuat dari jalinan rantai-rantai kecil. Pelindung jenis ini masih digunakan hingga abad ke-19. Sementara di Eropa, pelindung jenis itu sudah mulai ditinggalkan terutama sejak adanya baju besi. Baju yang terbuat dari susunan pelat besi itu mulai muncul pada awal abad ke-15.
Bicara mengenai pelat besi, tentara Islam sebenarnya juga menggunakan pelindung jenis ini, hanya saja dengan kapasitas yang lebih kecil. Pelat besi hanya digunakan pada helm, lengan, dan bagian betis. Pada beberapa desain baju zirah, pelat besi digunakan di beberapa bagian untuk memperkuat baju tentara itu.
Selain baju zirah, baju pelindung yang juga menjadi karakteristik tentara Islam adalah baju yang terbuat dari potongan-potongan kecil pelat besi yang dirangkai dengan rantai kecil. Baju pelindung jenis ini banyak berkembang di Iran dan Anatolia pada awal abad ke-15.Variasi ukuran dan konfigurasi pelat besi dari jenis baju besi itu juga banyak digunakan pada masa Kerajaan Ottoman di abad ke-17, yang kemudian juga mempengaruhi perlengkapan perang pada masa Mughal di India.
Kemudian dari sisi senjata, pedang yang paling umum digunakan adalah pedang melengkung dengan satu sisi tajam. Pedang ini sangat familiar karena banyak film yang menggambarkan tentara Islam selalu menggunakan jenis pedang tersebut.