Jumat 02 Dec 2022 22:59 WIB

Mengenal Maqamat, Kumpulan Karya Sastra Paling Awal di Dunia Islam

Maqamat disusun seorang tokoh sastrawan besar, Abu Muhammad al Qasim ibn Ali al Harir

Karya Sastra Islam (ilustrasi)
Foto: Metaexistence.org
Karya Sastra Islam (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, Sejarah mencatat buku kumpulan karya sastra paling awal di dunia Islam yang sangat terkenal, yakni Maqamat. Naskah ini disusun oleh seorang tokoh sastrawan besar, Abu Muhammad al Qasim ibn Ali al Hariri (1054-1122).

Dijelaskan Oleg Grabar, sejarawan dari Universitas Princeton dalam The Illustrations of the Maqamat, ada sekitar 50-an kumpulan cerita pendek dalam Maqamat. Tiap cerita tidak saling terkait.

Baca Juga

Masing-masingnya diketahui dari penggunaan nama kota-kota besar Islam pada masa tersebut.Yang menarik, cerita pada Maqamat diilustrasikan lewat gambar-gambar yang menarik.

Ilustrasi gambar itu ikut menandai perkembangan seni lukis di dunia Islam. Sang seniman, yakni Yahya ibn Mahmud ibn Yahya ibn Abi al Hasan ibn Kuwwarih al Wasiti, merupakan tokoh penting pada ranah bidang seni lukis dan sastra Arab abad pertengahan.

Sejak itu pula, khazanah budaya dan seni terus menggeliat. Ini ditandai dengan meningkatnya kuantitas karya. Mulai dari kaligrafi, lukisan, hingga puisi serta prosa.

Penikmat seni pun bertambah. Karena itu, seperti diungkapkan Jonathan Bloom dan Sheila Blair, penulis buku Islamic Arts and Architecture, ada kebutuhan untuk mengumpulkan karya-karya itu. Di samping semakin dapat dinikmati, juga berguna bagi kepentingan pengategorian serta pelestarian.

Buku koleksi seni atau disebut muraqqa dalam bahasa Arab menjadi fenomena baru pada abad 14-15. Para sejarawan kontemporer meyakini buku ini termasuk yang terlengkap yang pernah ditemukan dan tersimpan baik hingga kini.

Menurut Jonathan Bloom dan Sheila Blair, buku tersebut dipersembahkan bagi pangeran dari dinasti Timurid di Herat. Risalah lain yang cukup berpengaruh adalah yang disusun Dust Muhammad di Baghdad berdasarkan permintaan Sultan Ahmad Jayalir (1382-1410).

Risalah itu diketahui berupa koleksi karya kaligrafi dan lukisan. Di dalamnya juga dilengkapi dengan penjelasan mengenai makna karya itu selain pula terkait seniman pembuatnya dan kapan karya diselesaikan.

Sebagian besar buku album dan risalah koleksi seni sangat penting bagi upaya pelestarian dan perlindungan karya terdahulu. Demikian disampaikan Mir Sayyid Ahmad dalam pengantar buku koleksi seni yang dia rampungkan tahun 1564.

Upaya ini sangat mendesak agar warisan masa lampau bisa terjaga sebab masih sedikit langkah penelaahan dan pengumpulan karya-karya besar seni kaligrafi itu,” tandas Mir Sayyid. Buku koleksi seninya dipersembahkan kepada panglima besar Ghayb Beg.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement