Kamis 08 Dec 2022 22:30 WIB

Ragam Jenis Kubah Masjid

Secara umum, kubah berbentuk seperti separuh bola atau seperti kerucut.

Warga melintas di lokasi situs Kubah Masjid Tsunami, Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (12/4/2022). Kubah Masjid yang masih utuh tersebut hanyut diterjang gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 sejauh 2,5 kilometer dan saat ini menjadi salah satu objek wisata religi.
Foto: ANTARA/Ampelsa
Warga melintas di lokasi situs Kubah Masjid Tsunami, Desa Gurah, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Selasa (12/4/2022). Kubah Masjid yang masih utuh tersebut hanyut diterjang gelombang tsunami pada 26 Desember 2004 sejauh 2,5 kilometer dan saat ini menjadi salah satu objek wisata religi.

IHRAM.CO.ID,Ketika Islam menyebar dan berinteraksi dengan budaya dan peradaban lain, para arsitek Islam tampaknya tidak segan-segan untuk mengambil pilihan-pilihan bentuk yang sudah ada, termasuk teknik dan cara membangun yang memang sudah dimiliki oleh masyarakat setempat tersebut.

Tak heran, jika bentuk kubah masjid pun terbilang beragam, sesuai dengan budaya dan tempat masyarakat Muslim tinggal. Hampir di setiap negara berpenduduk Muslim memiliki masjid berkubah. Di antara masjid berkubah yang terkenal antara lain; Masjid Biru di Istanbul Turki, Taj Mahal di Agra India, Kubah Batu di Yerusalem, dan lainnya.

Baca Juga

Secara umum, kubah berbentuk seperti separuh bola atau seperti kerucut yang permukaannya melengkung keluar. Berdasarkan bentuknya, dalam dunia arsitektur dikenal ada 'kubah piring', karena puncak yang rendah dan dasar yang besar.

Selain itu, ada pula 'kubah bawang', karena hampir menyerupai bentuk bawang. Kubah biasanya akan diletakkan pada tempat tertinggi di atas bangunan, berfungsi sebagai atap. Ada pula yang ditempatkan di atas rangka bangunan petak dengan menggunakan singgah kubah.

Kubah juga biasa dianggap seperti gerbang yang diputarkan pada rangka penyangganya. Ini bermakna bahwa kubah mempunyai kekuatan struktur yang besar, laiknya jembatan gerbang tertekan. Pada awalnya, kubah dibangun dari batu bata atau beton. Seiring berkembangnya teknologi, kubah masjid pun dibentuk dari bahan alumunium.

Di era modern, para arsitektur sudah memperkenalkan bentuk kubah geodesi. Kubah ini berbentuk hemisfer dan menggunakan kekisi sebagai rangka, menjadikannya lebih ringan. Perkembangan teknologi juga memungkinkan penggunaan cermin dan plastik sebagai padatan. Kini keberadaan kubah pada bangunan masjid telah bergeser dari tuntutan fungsional -- keinginan untuk membentuk struktur bentang lebar pada ruang masjid - menjadi ciri dan simbol peradaban Islam yang ditempatkan pada bangunan masjid.

Kehadiran kubah pada bangunan masjid-masjid di Indonesia terbilang masih baru. Atap kubah baru hadir di Indonesia pada akhir abad ke-19 M. Itu berarti, selama lima abad lamanya, bangunan masjid di Nusantara tak menggunakan atap. Bahkan di Jawa, atap masjid berkubah baru muncul pada pertengahan abad ke-20 M.

Kubah merupakan elemen yang dapat menghadirkan ruang positif yang besar pada suatu bangunan. Ruang positif yang dihadirkan kubah pada bangunan masjid membuat orang yang berada di dalamnya akan merasa leluasa. Selain menghadirkan kesan megah, keberadaan kubah juga dapat membuat orang yang beribadah di masjid merasa kecil di hadapan kebesaran Tuhan yang menciptakannya.

sumber : Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement