IHRAM.CO.ID, RIYADH -- Seiring kemajuan teknologi, pecinta buku kini menemukan lebih banyak pilihan untuk mengkonsumsi literatur daripada hanya melalui kata-kata yang dicetak. Meskipun e-book dalam bahasa Arab jumlahnya jauh lebih sedikit daripada dalam bahasa Inggris, namun penerbit dan penerjemah berupaya menjembatani kesenjangan tersebut.
Pada 2018, Amazon mengumumkan dukungan berbahasa Arab untuk pembaca elektronik Kindle. Hal ini seolah membuka pintu literatur ke khalayak yang jauh lebih besar.
Dari novel hingga buku pengembangan diri, biografi hingga puisi, serta banyak lagi, semakin banyak orang Arab menemukan cara yang terjangkau untuk memperoleh pengetahuan dalam e-book dan buku audio. Namun, membaca buku cetak masih menjadi pilihan yang paling disukai sebagian besar orang.
“Sejujurnya, menurut saya tidak ada masalah membaca buku di wilayah Arab seperti yang mungkin dipikirkan beberapa orang, sebanyak ada masalah dalam menjual buku,” kata CEO Neelwafurat yang berbasis di Beirut, Salah Chebaro, dikutip di Arab News, Jumat (6/1/2023).
Neelwafurat, salah satu toko buku daring terbesar di dunia Arab, adalah kata yang menggabungkan dua nama Arab dari sungai Nil dan Efrat. Toko buku tersebut menjual buku cetak dari penerbit Arab ke berbagai kota di seluruh dunia. Pihaknya menawarkan stok 15 ribu e-book untuk dijual yang dapat dibaca melalui aplikasi iKitab, serta 800 ribu buku cetak.
Chebaro menyebut jumlah buku bajakan yang diunduh bisa mencapai jutaan. Orang-orang disebut suka membaca, tetapi mereka tidak suka membayar untuk membaca.
“Kesulitan bagi penerbit, distributor, dan toko buku di dunia Arab adalah pengiriman (buku) dan logistik lainnya yang terkait dengan geografi wilayah Arab,” lanjut dia.