IHRAM.CO.ID, RAMALLAH -- Kementerian Dalam Negeri yang dikelola Hamas mengatakan baru-baru ini bahwa populasi Gaza telah mencapai 2.375.259 juta orang pada akhir 2022. Sebagian besar warganya menderita akibat blokade ilegal Israel.
"Sekitar 50,7 persen (1.204.986) dari populasi adalah laki-laki, sedangkan perempuan berjumlah 49,3 persen dari warga Gaza (1.170.273)," kata kementerian dalam negeri dalam pernyataan pers yang dilansir dari The New Arab, Rabu (11/1/2023).
“Dari tahun ke tahun, kantong pesisir mencatat peningkatan signifikan dalam jumlah orang meskipun faktanya kebanyakan dari mereka menderita kemiskinan, pengangguran, serta kerawanan pangan, akibat blokade Israel,” tambah kementerian tersebut.
Sejak 2007, warga Palestina di Gaza menderita kondisi hidup yang sangat sulit akibat blokade Israel di daerah kantong pantai setelah Hamas merebut wilayah itu dari Fatah. Hamas memenangkan pemilihan legislatif.
Baca juga: Ustadz Fahmi Salim Jelaskan Pegunungan Makkah Menghijau Jadi Tanda Kiamat
Selain itu, tentara Israel melancarkan lima perang skala besar dan puluhan serangan militer singkat terhadap warga Palestina di Gaza. Serangan ini menewaskan ribuan orang dan menghancurkan ribuan perumahan dan industri serta gedung-gedung pemerintah.
Pada 2012, PBB mengatakan dalam laporan tahunannya bahwa Jalur Gaza akan "tidak dapat ditinggali" jika blokade Israel berlanjut. Sejak itu, PBB berulang kali memperingatkan tentang kemunduran tajam di Jalur Gaza.
“Terlepas dari kenyataan bahwa penduduk setempat hidup dengan layanan dasar minimum atau kurang sebagai eksaserbasi krisis kemanusiaan, ada peningkatan signifikan dalam jumlah bayi yang baru lahir,” kata Mohammed Eliyan, seorang medis keluarga berencana di pusat medis al-Nusirat milik UNRWA.