IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Kepresidenan Umum untuk Urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah memperkuat upayanya selama musim hujan di Masjidil Haram. Usaha tersebut dilakukan oleh Badan Kepresidenan Umum untuk Pelayanan dan Perlindungan Lingkungan.
Lembaga tersebut dilaporkan telah merekrut lebih dari 200 pengawas. Mereka berpartisipasi dalam mengawasi lebih dari 4000 pekerja pria dan wanita di wilayah masjid.
Wakil Sekretaris Presidensi Umum untuk Layanan dan Perlindungan Lingkungan, Eng. Ahmed bin Omar Bal'amish, menyatakan area Tawaf, tempat shalat, pintu masuk dan keluar disiapkan segera setelah hujan berhenti hanya dalam waktu seperempat jam.
Kepresidenan mengintensifkan upaya penanggulangan dampak hujan yang turun pada Sabtu kemarin di atas Masjidil Haram. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga keselamatan jamaah shalat, jamaah umrah, maupun pengunjung Masjidil Haram, agar dapat menunaikan ibadah dengan mudah dan lancar.
"Sekitar 500 mesin dan peralatan telah digunakan untuk menghilangkan dampak hujan dari area Tawaf, alun-alun luar, serta atap Masjidil Haram," ujar dia dilansir di Riyadh Daily, Ahad (15/1/2023).
Pihaknya juga sedang mengintensifkan persiapannya untuk kasus mendesak seperti itu, dengan menjalankan rencana darurat. Upaya mengintensifkan pekerjaan pun dilakukan, sekaligus mengembangkan rencana pencegahan dalam persiapan menghadapi hujan lebat.
Usaha-usaha ini dilakukan berdasarkan distribusi tenaga kerja dan aparat pengawas ke lokasi dalam jumlah yang cukup. Tujuannya, agar dapat menutupi kebutuhan untuk memberikan layanan terbaik kepada mereka yang mengunjungi Dua Masjid Suci.
Bal'amish melaporkan pihaknya juga menyediakan jas hujan dan alat bantu jalan plastik, dalam jumlah yang cukup. Peralatan ini tersebar di pintu masuk utama dan sekunder, serta di pintu masuk eskalator.
Tidak hanya itu, timnya berupaya membersihkan lubang drainase dan ruang inspeksi, untuk memastikan tidak ada kerusakan.