Selasa 17 Jan 2023 17:18 WIB

UEA Bertujuan Jadi 10 Negara Penghasil Hidrogen Global

Permintaan hidrogen global diprediksi meningkat jadi 600 juta metrik ton per tahun.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Bendera Uni Emirat Arab (UEA) berkibar di Dubai Marina, Dubai, UEA. UEA Bertujuan Jadi 10 Negara Penghasil Hidrogen Global
Foto: Reuters
Bendera Uni Emirat Arab (UEA) berkibar di Dubai Marina, Dubai, UEA. UEA Bertujuan Jadi 10 Negara Penghasil Hidrogen Global

IHRAM.CO.ID, ABU DHABI -- Uni Emirat Arab (UEA) sebagai negara ekonomi terbesar kedua di dunia Arab menargetkan menjadi salah satu dari 10 negara penghasil hidrogen teratas secara global. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh pejabat Kementerian Energi dan Infrastruktur UEA.

Wakil Menteri untuk Urusan Energi dan Perminyakan Sharif Al Olama mengatakan di Pekan Keberlanjutan Abu Dhabi, bahwa UEA telah mengambil langkah besar dalam mengembangkan teknologi hidrogen bersih untuk mengurangi biaya hidrogen sebagai sumber energi yang berkelanjutan.

Baca Juga

“Kami di UEA bertujuan merebut 25 persen pasar utama hidrogen rendah karbon dan bercita-cita menjadi salah satu dari 10 negara penghasil hidrogen teratas di dunia dalam dekade ini,” kata Al Olama, dilansir dari The National News, Selasa (17/1/2023).

“Permintaan hidrogen global meningkat menjadi lebih dari 600 juta metrik ton per tahun pada 2050, yang mewakili 12 persen dari total permintaan energi global,” ujarnya.

UEA sangat menyukai hidrogen dan telah menyusun peta jalan yang komprehensif untuk memposisikan dirinya sebagai pengekspor bahan bakar bersih dan memanfaatkan potensinya di masa depan. Hidrogen yang dapat diproduksi dengan menggunakan energi terbarukan dan gas alam diharapkan memainkan peran kunci di tahun-tahun mendatang, seiring transisi ekonomi dan industri ke dunia rendah karbon untuk memitigasi perubahan iklim.

Bank investasi Prancis, Natixis, memperkirakan investasi dalam hidrogen akan melebihi 300 dolar miliar pada 2030. Siemens Energy sedang mengembangkan proyek percontohan hidrogen senilai 50 juta dirham (13,6 juta dolar AS) atau setara dengan Rp 206 miliar dengan Dubai Electricity and Water Authority.

Proyek percontohan bertujuan mendemonstrasikan bagaimana hidrogen dapat diproduksi dari tenaga surya dan bagaimana menyimpan dan melistriki kembali bahan bakar bersih.

“Sampah menjadi energi adalah opsi energi bersih lain yang menjanjikan yang telah kami ambil langkah serius untuk dicapai, dengan pabrik limbah menjadi energi pertama kami yang dikirimkan oleh Beeah bekerja sama dengan Masdar dan tiga proyek lainnya sedang dalam proses dalam beberapa tahun mendatang,” kata Al Olama.

Pabrik limbah ke energi pertama di kawasan ini, yang memproses hingga 300 ribu ton limbah setiap tahun dari tempat pembuangan sampah, didirikan oleh Emirates Waste to Energy, perusahaan patungan antara perusahaan manajemen lingkungan Sharjah Beeah dan perusahaan energi terbarukan Abu Dhabi Masdar.

Pertama kali diumumkan pada 2018, pabrik tersebut akan memungkinkan Sharjah untuk meningkatkan tingkat pengalihan TPA dari 76 persen saat ini menjadi 100 persen. Emirates menginvestasikan 600 miliar dirham dalam proyek energi bersih dan terbarukan selama tiga dekade ke depan, karena bertujuan mencapai emisi net-zero pada 2050.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement