IHRAM.CO.ID, JEDDAH -- Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Tawfiq Al-Rabiah mengatakan pada musim haji tahun ini 1444 H, Kerajaan Arab Saudi bersiap untuk menerima dua juta jamaah haji. Hal ini diungkapkannya saat kunjungan resmi ke Aljazair.
Kepada pemerintahan Aljazair, Al-Rabiah mengungkapkan Arab Saudi akan memberikan kuota sebanyak 41.300 tempat untuk peziarah negara itu. Arab Saudi mengumumkan akan menyambut jamaah haji tahun ini dengan jumlah yang sama sebelum pandemi Covid menyerang banyak negara di seluruh dunia.
Al-Rabiah menekankan keinginan Kementerian dan semua instansi yang terkait dengan sistem haji dan umroh untuk memberikan layanan kesehatan dan logistik terbaik kepada semua jamaah, dengan cara yang menjamin penghematan waktu dan tenaga.
Dia juga merujuk pada berbagai layanan yang disediakan oleh platform Nusuk dengan cara berkontribusi memperkaya pengalaman mereka selama berada di Arab Saudi. Hal ini terutama setelah memperpanjang periode visa umroh dari 30 menjadi 90 hari, yang memungkinkan umroh dilakukan untuk semua jenis visa, dan mengurangi biaya asuransi komprehensif.
Al-Rabiah mengadakan beberapa pertemuan resmi pada Senin (23/1/2023) lalu dengan sejumlah pejabat di Aljazair. Menteri Haji dan Umrah mengatakan kunjungan tersebut merupakan bagian dari pertemuan strategis yang telah terjalin antara instansi pemerintah di kedua negara, untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang guna melayani kepentingan bersama.
Al-Rabiah menekankan pemerintah Penjaga Dua Masjid Suci, Raja Salman dan Putra Mahkota berupaya memfasilitasi semua prosedur dan mengembangkan undang-undang yang memungkinkan jumlah terbesar umat Islam di seluruh dunia untuk mengunjungi Tempat Suci dan melakukan umroh mengingat komitmen Kerajaan untuk melayani para tamu.
Dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Urusan Agama dan Wakaf Aljazair Youssef Belmahdi, Al-Rabiah menyinggung tentang proyek pembangunan dan infrastruktur di Arab Saudi untuk menyediakan layanan berkualitas di Dua Masjid Suci dan Tempat Suci.
Masjidil Haram, dianggap tempat suci terbesar di dunia sedang dikembangkan. Pengembangannya dengan biaya lebih dari 200 miliar riyal, termasuk Kereta Ekspres Haramain, yang menghubungkan Makkah dan Madinah dalam perjalanan dua jam.