IHRAM.CO.ID,RIYADH -- Kementerian Pariwisata Arab Saudi berupaya meningkatkan kapasitas sektor perhotelan di Makkah dan Madinah. Menteri Ahmed Al-Khateeb menyebut langkah ini diambil guna memenuhi pertumbuhan jumlah jamaah umroh.
Ia dikabarkan telah melakukan inspeksi di Mekkah dan Madinah, untuk memeriksa kesiapan fasilitas perhotelan dan kualitas layanan bagi jamaah. Di momen itu, ia menyebut kementerian sedang mengerjakan rencana meningkatkan kapasitas, termasuk memulihkan dan mengoperasikan 9.000 kamar hotel di Madinah menjelang Ramadan.
Dilansir di Argaam, Senin (20/2/2023), Kementerian Pariwisata berupaya menyeimbangkan antara peningkatan kualitas sektor perhotelan dan pemberdayaan sektor swasta. Di antaranya, upaya ini melalui kejelasan undang-undang dan solusi pembiayaan.
"Sektor swasta adalah mitra utama dalam melayani jemaah," katanya. Ia juga menyebut pekerjaan lain akan dilanjutkan dengan investor, untuk mengembangkan layanan dan meningkatkan kualitas.
Tidak berhenti disitu, Al-Khateeb juga menunjukkan Madinah memiliki banyak museum dan situs sejarah dan budaya, yang memperkaya pengalaman pengunjung dan pelaku umrah.
Selain itu, Otoritas Pariwisata Saudi terus berupaya memperkenalkan pengunjung ke situs-situs ini, melalui berbagai materi pengantar dan promosi.
Sebelumnya dilaporkan otoritas yang bertanggung jawab atas dua situs tersuci Islam di Arab Saudi tengah melakukan survei lapangan. Hal ini bertujuan untuk mengukur rata-rata waktu yang dibutuhkan dalam melakukan umrah atau ziarah kecil di Masjidil Haram, Makkah.
Survei tersebut dilakukan oleh Pusat Statistik dan Informasi, berafiliasi dengan Presidensi Umum Urusan Dua Masjid Suci. Kedua pihak berupaya memanfaatkan hasil survei untuk mengevaluasi layanan yang diberikan kepada jamaah dan menyusun rencana masa depan.
Ritual utama umrah adalah mengelilingi Ka'bah selama tujuh kali atau Tawaf, serta berjalan bolak-balik antara bukit Safa dan Marwah, sebuah ritus yang dikenal sebagai Sa'i di Masjidil Haram.
“Survei statistik dibuat untuk mengukur waktu yang dibutuhkan jamaah berpindah dari Tawaf ke Sa'i, kendaraan yang digunakan selama kedua ritual, serta data lain yang diperlukan bagi pengambil keputusan untuk mengembangkan sistem kerja lapangan dan administrasi di Masjidil Haram,” kata Kepala Pusat Statistik, Mohammed bin Saad.
Sumber:
https://www.argaam.com/en/article/articledetail/id/1622885