Rabu 07 Aug 2019 14:29 WIB

Anggota DPR Usul Ada Tukang Pijat untuk Jamaah Haji

Jamaah haji dikatakan memerlukan jasa tukang pijat selama di Tanah Suci

Rep: Muhammad Hafil/ Red: Hasanul Rizqa
(Ilustrasi) Jamaah haji di tengah cuaca terik
Foto: Republika/mgrol100
(Ilustrasi) Jamaah haji di tengah cuaca terik

IHRAM.CO.ID, MAKKAH -- Ibadah haji di Tanah Suci diakui memerlukan energi fisik yang tak sedikit. Karena itu, ada kemungkinan jamaah haji sempat mengalami kelelahan akibat aktivitas di luar ruangan.

Anggota DPR-RI Evi Zainal Abidin menyarankan adanya tambahan petugas haji yang bertugas khusus sebagai tukang pijat untuk jamaah asal Indonesia. Hal ini tidak berarti menafikan peran para petugas kesehatan haji.

Baca Juga

“Yang penting lagi, mereka (jamaah haji) apresiasi tim kesehatan dan sangat terbantukan. Namun, hampir semua mengatakan petugasnya ditambah. Ditambah tukang pijat, katanya," kata Evi Zainal saat rapat evaluasi penyelanggaraan haji bersama Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dan PPIH Arab Saudi di Hotel 308, kawasan Raudhah, Makkah, Selasa (6/8) malam.

"Semua mengatakan sakit-sakit berasal karena encok, otot keseleo, dan sebagainya,” sambung legislator yang tergabung dalam Tim Pengawas Haji DPR itu.

Evi berpendapat, adanya tukang pijat ini dapat menjadi solusi. Sebab, masyarakat Indonesia umumnya terbiasa dengan terapi pijat. “Dan ini bisa menjaga stamina dan kebugaran (selama di Tanah Suci),” ujar Evi.

photo
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyimak uraian yang disampaikan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel pada acara Malam Konsolidasi PPIH Arab Saudi, Selasa (6/8) malam di Makkah. Acara ini dihadiri sekitar 800 petugas haji dari berbagai divisi, dan hadiri pula Wakil ketua DPR RI Fahri Hamzah, Ketua Komisi VIII, Anggota DPR/DPD, serta rombongan amirul Hajj 2019.

Menanggapi usulan itu, Menteri Agama menyampaikan apresiasi. “Bu Evi terima kasih. Tukang pijat ini sepertinya bercanda, tetapi ini masukan serius. Kita melakukan evaluasi dan fakta di lapangan. Banyak keluhan jamaah yang ototnya tertarik. Jadi obat gosok sudah tidak mempan,” tutur Menag yang juga Amirul Hajj Indonesia 2019 ini.

Lukman mengakui, usulan tersebut dapat menjadi bahan evaluasi Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).  “Ini evaluasi KKHI. Mungkin tahun depan bisa diperbanyak ahli terapis. Karena, di sini tidak boleh buka refleksi. Kalau ada refleksi, pasti larisnya,” ucap dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement