Rabu 11 Sep 2013 16:30 WIB

Perketat Keamanan, Daker Makkah Perkuat Sektor Khusus

Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayaat Berkoordinasi dengan pejabat keamanan haji Arab Saudi.
Foto: Republika/Heri Ruslan
Kepala Daerah Kerja Makkah, Arsyad Hidayaat Berkoordinasi dengan pejabat keamanan haji Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Penanganan masalah keamanan di Makkah menjadi perhatian Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah. Salah satu langkah yang diambil adalah dengan memperkuat Sektor Khusus.

“Tangani masalah keamanan, Daker Makkah telah memperkuat Sektor Khusus. Bahkan jika diperlukan, petugas keamanan sektor pun akan kita BKO kan untuk mendukung operasional sektor khusus,” tegas Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat melalui pesan tertulis yang disampaikan kepada Tim Media Center Haji (MCH), Selasa (10/09) malam.

“Tim keamanan akan kita perkuat karena selama ini kejadian kriminal sering terjadi di area sekitar Haram,” tambah Arsyad.

Data keamanan musim haji 2012 menunjukan, setidaknya terdapat 269 kasus kejahatan dengan nilai kerugian materil mencapai Rp668.020.000 dan 283.569 Riyal. Dari total jumlah tersebut, 210 kasus di antaranya terjadi di Kota Makkah, dengan kerugian Rp 569.012.000 dan 228.596 Riyal.

Sementara jenis kejahatan yang paling jamak terjadi di Kota Makkah adalah pencurian (65 kasus), penipuan (63 kasus), kehilangan (56 kasus), dan perampasan (21 kasus).

Arsyad menambahkan bahwa selain meningkatkan keamanan dari tindak kriminal, penguatan keamaan di Sektor Khusus juga dimaksudkan untuk meningkatkan layanan terhadap jamaah haji Indonesia dalam mengantisipasi kondisi Haram yang akan lebih padat dari tahun-tahun sebelumnya seiring dengan adanya projek renovasi dan pembangunan.

Selain itu, untuk meningkatkan layanan transportasi, Daker Makkah juga telah berkoodinasi dengan para supir Indonesia yang akan melayani Transportasi Shalawat jamaah haji Indonesia di Makkah. Menurut Arsyad, mereka direkrut oleh perusahaan Rawahel yang melayani jamaah haji di wilayah Bakhutmah.

Arsyad menjelaskan bahwa para supir yang direkrut itu umumnya merupakan mukimin Makkah yang sudah mengetahui dan memahami peta dan lokasi Kota Makkah. “Pekerjaan mereka memang supir. Latar belakang cukup beragam, ada yang berasal dari Sunda, Jawa, Madura, juga Sulawesi,” tulis Arsyad.

Dalam koordinasi tersebut, Arsyad meminta para supir tersebut untuk memberikan layanan yang maksimal kepada jamaah. “Layani jamaah dengan baik, anggap saja kita sedang melayani orang tua kita sendiri,” pesan Arsyad.

sumber : MCH
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement