Rabu 18 Sep 2013 11:00 WIB

Anak Saya Bekerja di Ilegal

Angin kencang melanda Makkah, Ahad (21/10).
Foto: Heri Ruslan/Republika
Angin kencang melanda Makkah, Ahad (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, Sudah lama Markaban ingin berangkat ke Makkah, untuk menunaikan ibadah haji. Hitung-hitung sekalian berangkat menunaikan ibadah haji, Markaban ke Makkah juga ingin mencari anak lelakinya yang telah lama bekerja di sana.

Sesampainya di Makkah, di sela kesibukannya menjalankan ibadah, ia berusaha mencari anak lelakinya. Namun, Markaban bingung kepada siapa harus bertanya. Lalu setiap ada pekerja Indonesia ia tanya di mana anaknya tingal. Bahkan setiap naik bus ia tak henti-hentinya tengok sana tengok sini.

Tidak hanya orang-orang yang berada di jalanan yang dilihat, setiap pertokoan dan mal juga ia pelototi. Dalam hati Markaban, siapa tahu anak yang dicarinya ada di sana. Suatu hari ia tanya kepada seorang sopir yang kebetulan juga dari Indonesia. ''Apa sampean tahu di mana tinggal Markesot, anak saya?'' kata Markaban.

Keruan sang sopir bilang tidak tahu. Apalagi, orang Indonesia yang bekerja di Makkah jumlahnya puluhan ribu. Dan pekerja yang bernama Markesot juga banyak. ''Ane tidak hafal satu per satu orang pekerja Indonesia yang ada di sini. Pekerja bernama Markesot di sini juga banyak,'' jawab sopir.

Lalu sang sopir bertanya kepada Markaban anaknya itu kerja di mana. ''Kata anak saya, ia bilang kerja di ilegal. Lalu di mana sih, ilegal itu berada,'' jawab Markaban.

Sang sopir tahu maksud Markaban, anaknya bekerja melalui jalur tak resmi. Karena takut ketahuan askar Arab, sang sopir pun segera meninggalkan Markaban yang makin kebingungan. 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement