REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Pemugaran Masjidil Haram membuat masjid terbesar di dunia itu makin membingungkan jamaah haji.
Jangankan mereka yang masih baru naik haji, pemandu haji yang hampir setiap tahun ke Makkah saja dibuat bingung. Hingga saat ini, pelaporan jamaah haji yang tersesat sudah mencapai angka 1.383 orang.
Data tersebut sebagaimana dikutip dari data resmi Media Center Haji. Kepala Seksi Pengamanan Daker Madinah Maskat Ali Jasmun melaporkan, jamaah yang tersesat rata-rata adalah mereka yang lanjut usia pula.
”Jumlahnya dipastikan akan terus bertambah. Alhamdulillah, sejauh ini semuanya dapat teratasi dengan baik. Para jemaah yang tersesat dapat kembali ke penginapan dan kloternya masing-masing,” jelas Maskat.
Sementara itu data harian Seksi Pengamanan Daker Madinah mencatat, terhitung dari awal kedatangan jamaah haji ke Madinah hingga hari ke-17 (Kamis 26 September 2013), sudah ada 95 orang yang tersesat.
Padahal, di Madinah sendiri transportasi dan jalanan sudah teratur tidak seperti di Makkah. Umumnya mereka yang tersesat ketika akan pulang dari Masjid Nabawi ke Maktab (pemondokan).
Daker Madinah juga mencatat, selain tersesat, juga tercatat 18 kasus kehilangan uang dan barang. Petugas mengatakan, baru 10 diantaranya yang sudah terselesaikan. Sementara 8 lagi masih dicari petugas. Tak tanggung-tanggung, uang yang hilang mencapai 12.730 riyal (Rp 38 juta).
Petugas Daker Madinah mengatakan, kehilangan uang memang disebabkan faktor kelalaian jamaah sendiri, bukan karena tindak kriminal berupa pencurian. Ia mengimbau agar jamaah lebih hati-hati menjaga barang bawaannya dan tidak menaruh uang maupun barang secara sembrono.
Daker Madinah telah menyimpan uang jamaah haji yang belum menemukan tuannya dengan total 4.445 riyal (Rp. 6,7 juta). Uang tersebut diamankan Daker Madinah berdasarkan temuan petugas dan jamaah di sekitar Masjid Nabawi.
Di samping uang, ada barang-barang milik jamaah yang ditemukan di dalam Masjid Nabawi. Namun barang-barang tersebut masih berada di Petugas Keamanan Masjid Nabawi.