REPUBLIKA.CO.ID, "Tabah aku, tebal imanku. Demikian penuturan Mbah Selamat (69) ketika mengisahkan peristiwa yang baru saja dialaminya, tersesat hingga ke Jeddah, Ahad (29/9).
Mbah Selamat bin Rana Wijaya adalah warga Labuhan Batu, Sumatera Utara. Dia terdaftar sebagai anggota kloter 15 embarkasi Medan (MES/15) yang baru tiba di Makkah pada Sabtu (28/9) malam, pukul 23.30 WAS. Bersama jamaah lainnya, Mbah Selamat ditempatkan di Sektor 2, daerah Mahbas Jin.
Pagi itu, Ahad (29/9), Mbah Selamat bersama rombongannya pergi ke Masjidil Haram untuk melaksanakan ibadah umrah. Sampai di Masjidil Haram sekitar pukul 07.30 WAS, Mbah Selamat pun melaksanakan ibadah tawaf.
Awalnya, semua berjalan lancar. Mbah Selamat terus berputar, mengitari Ka’bah, beriringan dengan rombongannya. “Setelah berputar lima kali, saya kok kehilangan teman-teman saya, semuanya tidak ada. Tapi saya memutuskan untuk meneruskan tawafnya,” kisah Mbah Selamat penuh semangat seperti dikutip Media Center Haji.
“Putaran ke enam, saya juga tidak melihat rombongan saya. Putaran ketujuh apalagi, semuanya sudah tidak ada,” tutur Mbah Selamat yang akhirnya memutuskan untuk memutari Ka’bah sekali lagi guna mencari rombongannya.
Nihil, Mbah Selamat pun memutuskan untuk keluar dari arena Ka’bah. Tapi bukan juga untuk melakukan Sa’i. Di tengah kebingungannya mencari anggota rombongan, Pak Selamat keluar Masjidil Haram.
Sembari duduk-duduk di halaman depan Bab Malik Abdul Aziz Masjidil Haram, Mbah Selamat celingak-celinguk mencari rombonganya. Tetap tidak menemukan apa yang dicarinya.
“Sekitar jam 12 siang, saya turun ke terowongan,” tutur Mbah Selamat. Diduga, terowongan yang dimaksud adalah Bab Bilal, tempat pemberhentian bus dan taksi.
“Taksi, saya mau ke asrama haji,” kata Mbah Selamat. Pria kelahiran Banyu Mas ini memang terbilang mempunyai nyali tinggi, meski tidak di negeri sendiri. Dia bercerita kalau sopir taksi itu kemudian menawarinya ke Jeddah.
“Asrama haji itu di Jeddah? Berapa ongkosnya?” tanya Mbah Selamat yang membayangkan pemondokan tempat tidurnya semalam adalah asrama haji. Sopir taksi mengiyakan sambil mengatakan bahwa ongkosnya adalah 15 Riyal. Selamat pun meluncur ke Jeddah, tempat yang baru semalam dia tinggalkan.
Menurut keterangan Kepala Bidang Pengamanan Haji, Kasmudi, yang mengantarkannya dari Jeddah kembali ke Makkah, Mbah Selamat diturunkan oleh sopir di Cornesy, salah satu supermarket di Jeddah.
Setelah membayar ongkos taksi dan keluar mobil, Mba Selamat baru sadar kalau dia tidak berada di daerah pemondokannya. Mbah Selamat merasa asing dengan daerah yang baru saja dijejakinya.
Mbah Selamat mengaku bingung. Untung, tidak lama kemudian ada seorang muqimin Indonesi yang mendekatinya. Kata Kasmudi, sang muqimin merasa aneh di Jeddah ada orang mengenakan pakaian ihram dan menduganya sebagai jamaah tersesat.
Setelah mengobrol sebentar, muqimin itu yakin kalau Mbah Selamat itu tersesat jalan. Dia pun mengantarkan Mbah Selamat ke Kantor Urusan Haji Indonesia di Jeddah dan dipertemukan dengan Kasmudi.
Setelah menanyakan beberapa hal, Kasmudi tahu bahwa Mbah Selamat adalah jamaah haji Indonesia dari kloter 15 Embarkasi Medan (MES/15). Kasmudi pun kemudian berinisiatif mengantarkan Mbah Selamat ke Makkah, tepatnya di Sektor 2 daerah Mahbas Jin.
Dari hasil bincang-bincang dengan Mbah Selamat, Kasmudi juga tahu kalau Mbah Selamat ternyata membawa kunci kamar. Terbayang oleh Kasmudi kalau teman-teman kamarnya, selain resah memikirkan keberadaan Mbah Selamat, juga bingung karena kamarnya terkunci.
Tepat pukul 15.00 WAS, Mbah Selamat yang diantar Kasmudi sampai di Sektor 2 Daerah Kerja Makkah. Kepada tim MCH Mbah Selamat berkisah tentang pengalaman yang baru saja di alaminya dengan penuh semangat, tanpa menunjukan rasa lelah dan khawatir.
“Bapakku kasih nama aku Selamat. Jadi biar diterkam Harimau pun, aku tetap Selamat,” tuturnya disambut tawa tim MCH.