REPUBLIKA.CO.ID,
Dalam melaksanakan ibadah haji, kata mantan hakim di Pengadilan Agama ini, rafas (berkata kotor), fusuk (maksiat) dan jidal (bertengkar), sejak niat melaksanakan haji, tidak boleh dilakukan oleh para calon jamaah haji.
Lantas, apa hikmahnya? Menurut kyai Anwar untuk menuju haji yang mabrur. ''Sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci sudah tampak kemabruran haji. Begitu juga pada pelaksanaan dan sesudahnya. Mabrur qoblal haj, mabrur indal haj dan mabrur ba'dal haj.''
Ia menerangkan, selama di Tanah Suci, calon jamaah haji mudah sekali tersulut emosi. ''Memang mudah sekali di Tanah Suci, terjadi rafats, fusuk dan jidal,'' kata kyai Anwar.
Bisa jadi karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat, kondisi struktur bangsa Arab yang berbeda, sehingga mudah naik darah, mudah tersinggung karena kondisinya beda dengan di Indonesia,'' ujarnya.
Yang banyak terjadi, kata kyai Anwar, pertengkaran, perselisihan dan salah faham antar calon jamaah haji, terutama pada suami istri atau pun teman sekamar.
Ia mencontohkan, seorang jamaah haji senang AC, yang satunya tidak senang AC. Contoh lainnya, yang satu suka memasak yang satunya tidak suka. Karena perbedaan yang kecil seperti ini, akhirnya timbul perselisihan dan pertengkaran.
Supaya tidak terjadi hal-hal yang merugikan jamaah, kyai Anwar mengingatkan ketua rombongan senantiasa mengadakan pencerahan ibadah haji.
''Caranya, melalui nasehat-nasehat di malam tertentu seperti malam Jumat diadakan pertemuan untuk mengingatkan jamaah jangan sampai terjadi peertengkaran.''
Menurut kyai Anwar, upaya menahan emosi dalam ibadah haji adalah jihad fi sabilillah seperti sabda Rasulullah SAW, ''Kami baru pulang dari jihad kecil yakni Perang Badar menuju jihad besar. Ternyata jihad besar itu adalah perang melawan hawa nafsu, menahan emosi,'' ujarnya.
Menurut dia, banyak ujian dan cobaan selama ibadah haji. Mudah sekali terjadi gesekan sesama jamaah dalam rombongan.
Hanya disebabkan soal air minum, jatah makanan, atau masalah lainnya. ''Karena itu, perlu terus diingatkan pentingnya makna haji, makna kebersamaan,'' jelasnya menambahkan.