Kamis 04 Sep 2014 13:42 WIB

20 Persen Calhaj Banten Berisiko Tinggi

 Sejumlah calon jamaah haji keluar dari asrama untuk menuju bus yang akan membawa jamaah menuju Bandara di Pondok Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (2/9). (Republika/Raisan Al Farisi)
Sejumlah calon jamaah haji keluar dari asrama untuk menuju bus yang akan membawa jamaah menuju Bandara di Pondok Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (2/9). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sebanyak 20 persen jamaah calon haji asal Provinsi Banten dari total 6.834 orang, beresiko tinggi lantaran mengalami gangguan kesehatan.

Kabid Perjalanan Haji dan Umroh Kemenag Provinsi Banten Drs. H. Agus Salim, mengatakan, untuk mengatasi calon haji yang berisiko tinggi, pihaknya telah menyiapkan dokter.

Tak hanya itu saja, seluruh jamaah calon haji yang akan berangkat pun telah melakukan serangkaian tes kesehatan.

"Karena ada 20 persen dari seluruh jamaah calon haji asal banten yang beresiko tinggi, maka kita menyiapkan tenaga medis yang selalu siaga," ujarnya.

Selain itu, 20 persen dari seluruh total jamaah calon haji asal Banten pun masuk dalam kategori lanjut usia (Lansia).

Untuk usia Lansia kategori paling bawah yakni berusia 93 tahun. Sedangkan untuk paling tua yakni berusia 104 tahun, yang merupakan jamaah haji asal Pendegelang.

"Seluruh jamaah telah diberikan pengarahan mengenai menjaga kondisi kesehatan selama perjalanan maupun saat melaksanakan ibadah haji nantinya," paparnya.

Perlu diketahui, pada hari Rabu (3/9), sebanyak 455 calon jamaah haji asal Provinsi Banten dan masuk kloter 6 Nasional telah berangkat dan dilepas oleh Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah serta Plt Gubernur Banten, Rano Karno di Masjid Raya Al-Adzom.

Sementara itu, jumlah calon haji asal Banten pada tahun 2014 sebanyak 6.834 orang yang terbagi dalam 15 kloter. Untuk kloter pertama berangkat pada tanggal 3 September dan terakhir pada 27 September.

Plt Gubernur Banten, Rano Karno, menyampaikan kepada seluruh jamaah calon haji agar menjaga kondisi kesehatan sebab cuaca di tanah suci diinformasikan mencapai 42 derajat celcius.

Maka itu, perubahan cuaca harus diantisipasi jamaah agar tidak menjadi kendala dalam menjalani ibadah suci tersebut.

"Harus diantisipasi pula mengenai penyebaran virus. Jangan sampai ada jamaah asal Indonesia, terutama banten yang terkena," ujarnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement