REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH - Al Khair tower merupakan salah satu pemondokan jamaah haji Indonesia bertingkat 17 lantai yang standarnya terendah. Lokasinya dekat dengan terminal bus Mahbasjinbasjin hanya berjarak sekitar 25 meter.
Dari terminal tersebut jamaah haji hanya sekali naik bus sholawat menuju Masjidil Haram. Namun kalau mau berjalan kaki, jamaah haji tinggal melewati terowongan yang berada di belakang peginapan. .
''Bila mau jalan kaki dari pemondokan, dalam waktu sekitar 15-20 menit ,''kata Koordinator Wilayah Sektor A Akonuung Zainal Mutakin, di Al-Khoir Tower, Jum'at (5/9).
Gedung ini bukan hotel tetapi sejenis apartemen. Saat MCH melakukan kunjungan ke lokasi pemondokan jamaah haji ini, memang kamarnya berbeda dengan pemondokan jamaah haji yang berupa hotel.
Di samping tempat tidurnya hanya sederhana, televisinya pun ada yang masih buatan lama bukan flat, dan ACnya buatan lama dan bahkan ada yang masih menggunakan kipas angin. Kamar mandi ada yang di dalam kamar, tetapi ada juga yang di luar kamar tetapi persis di depan kamar. Kunci kamar masih manual.
Meskipun demikian, pemondokan ini dilengkapi dengan sebuah dapur ditambah dapur listrik. Dapur ini juga dikengkapi dengan cerobong untuk asap dari dapur.Setiap dua sampai tiga kamar ada satu dapur yang dilengkapi dengan kompor listrik dan kulkas. Bahkan kamar mandinyapun ada yang kamar mandi jongkok.
''Kalau untuk jamaah haji yang berasal dari daerah, justru mereka sudah terbiasa dengan kamar seperti ini,''kata Kepala Sektor A Nurharyanto pada MCH saat mengunjungi Pemondokan jamaah haji yang paing sederhana, , Jum'at (5/9).
Di sektor A akan dihuni para jamaah haji semua embarkasi . Khusus untuk Al-Khoir akan dihuni oleh jamaah haji dari tujuh kloter dengan jumlah kamar sebanyak 2.564 buah. Di lobby hotel ada yang berjualan berbagai barang baik berupa makanan maupun baju dan sejenisnya.