Oleh: Zaky Al Hamzah
MADINAH – Media Center Haji (MCH) Madinah Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kementerian Agama (Kemenag) RI Abdul Djamil mengunjungi dua pemondokan yaitu Mabrusah 2, dan Qosor Adil.
Dua pemondokan ini berada di luar Markaziah, dan jarak pemondokan dengan Masjid Nabawi adalah lebih dari 650 meter.
Parahnya, sejumlah fasilitas untuk jamaah haji di dua pemondokan ini tidak sebagus seperti fasilitas di pemondokan yang terletak di dalam area Markaziah. Jamaah yang ditempatkan di pemondokan ini berasal dari Kloter 13 Embarkasi Medan.
Kondisi dua pemondokan tersebut cukup memprihatinkan. Satu kamar diisi enam hingga sembilan jamaah haji dengan kasur seadanya. Posisi tempat tidur juga terkesan asal muat, serta tidak ada ruang khusus untuk menyimpan koper jamaah.
Setiap dua kamar diberi satu kamar mandi ukuran 3x1,5 meter yang airnya sempat mampet beberapa waktu. Kaca toilet dipasang seadanya dan kloset sederhana melengkapi kamar mandi kecil ini.
Ketika jamaah haji tiba pertama kali di Madinah, sejumlah jamaah ditempatkan di lantai atas tanpa atap. Saat itu, kamar tidur jamaah haji hanya berupa kamar kotak-kotak tanpa atap. Kondisinya lebih mirip dengan tempat menjemur pakaian atau kamar bedeng yang biasa digunakan tukang bangunan bila menyelesaikan sebuah proyek.
Namun, setelah mendapat protes dari Kemenag, kini para jamaah jamaah sudah ditempatkan di kamar yang lebih layak. Kini kamar tanpa atap tersebut dijadikan tempat menjemur pakaian para jamaah.
Meski kondisi pemondokannya masih di luar Markaziah dan tidak sebagus pemondokan di area Markaziah. Kondisi ini berbeda jauh dibandingkan kondisi pemondokan di area Markaziah yang cukup nyaman.
Di dalam kamar tidur jamaah terdapat AC model lama yang menggantung di sudut ruangan. AC model lama seperti ini diakui jamaah kurang efektif mendinginkan ruangan karena suhu udara di Madinah sesekali mencapai 45 derajat saat siang hari.