Oleh: Zaky Al Hamzah
MADINAH – Kemenag RI menjamin jamaah haji Indonesia yang berangkat melalui gelombang kedua akan mendapatkan pemondokan di kompleks Masjid Nabawi pascapelaksanaan Wukuf di Arafah.
Mereka diupayakan tidak menempati pemondokan di luar Markaziyah atau ring 1 Masjid Nabawi seperti yang dialami 17 ribu jamaah haji gelombang satu.
"Nantinya jamaah haji gelombang dua yang akan melaksanakan shalat Arbain setelah puncak haji akan ditempatkan di jarak yang cukup dekat dengan Masjid Nabawi," ujar Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri Kemenag Sri Ilham Lubis, usai rapat koordinasi dengan DPD RI di Kantor Misi Haji Indonesia Daker Madinah, Kamis (18/9).
Menurutnya, Kemenag sudah melakukan persiapan melayani penginapan jamaah haji Indonesia gelombang dua ini. Sejumlah catatan permasalahan dibahas dan dievaluasi Kemenag dan disampaikan kepada sembilan Majmuah (penyedia akomodasi jamaah haji) di Madinah.
Dalam pertemuan tersebut, Kemenag menegaskan sikap kekecewaannya dan berharap Majmuah yang melanggar kontrak tersebut segera mencarikan pemondokan di area Markaziyah bagi jamaah haji gelombang kedua.
"Kami mendesak kepada mereka agar jamaah haji gelombang dua tidak ditempatkan di pemondokan di luar Markaziyah dan kita sampaikan kasus kemarin tidak terulang kembali. Seluruh Majmuah menyampaikan InsyaAllah akan menempatkan seluruh jamaah haji di pemondokan di wilayah Markaziyah," jelas Sri Ilham.
Sebelumnya, sebanyak 17 ribu jamaah haji gelombang pertama (dari 42 kloter) ditempatkan di pemondokan yang terletak di luar Markaziyah. Pemondokan di area Markaziyah memiliki jarak maksimal 650 meter dari dan ke Masjid Nabawi.
Sedangkan jarak pemondokan di luar Markaziyah sekitar satu hingga dua kilometer dari dan ke Masjid Nabawi. Hal ini dikarenakan sembilan Majmuah melakukan wanprestasi atau ingkar janji.