Sabtu 20 Sep 2014 17:41 WIB

Jelang Wukuf, Perbanyak Minum Air (1)

Wukuf di Arafah
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Wukuf di Arafah

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Zaky Al Hamzah

MADINAH -- Kementerian Agama (Kemenag) RI mengimbau jamaah haji Indonesia yang sudah tiba di Arab Saudi agar menjaga kondisi tubuh, jangan memaksakan beribadah berlebihan yang membuat badan semakin capek. Apalagi, sampai berpisah dengan rombongannya saat thawaf di Masjidil Haram.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Abdul Djamil, menyatakan puncak haji (Wukuf) diperkirakan jatuh pada 3 Oktober mendatang atau sudah sekitar 12 hari.

Karena masih belasan hari menjelang Wukuf di Arafah, para jamaah haji Indonesia diimbau menjaga kondisi kesehatan. Himbauan itu disampaikan karena suhu udara di Makkah dan Madinah sangat panas.

Suhu di Makkah per pukul 13.25 waktu Arab Saudi (WAS), Jumat (19/9) mencapai 43 derajat celcius. Suhu udara pada Sabtu (20/9) diperkirakan turun menjadi 41 derajat celcius, Ahad (21/9) 40 derajat celcius dan Senin (22/9) di level 41 derajat celcius.   

"Saya mengimbau beberapa hal. Untuk jamaah supaya tenaganya dihemat, cuaca sekarang cukup panas, di Madinah 40 derajat. Karena puncak haji masih 3 Oktober jangan sampai jamaah kelelahan‎," kata Abdul Djamil, kepada wartawan Media Center Haji (MCH) di Madinah, Jumat (19/9) siang WAS.

Mengingat puncak haji berlangsung 3 Oktober, serta suhu di Kota Makkah sedang memasuki musim panas agak lama, maka stamina jamaah haji harus dijaga karena aktivitas terbanyak jamaah (sekitar 70 persen) dilakukan dengan naik turun bus pengantar dari pemondokan ke dan dari Masjidil Haram.

Kemenag melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Makkah menyediakan bus Shalawat yang melayani jamaah haji pergi dari pemondokan ke Masjidil Haram atau sejumlah tempat wisata spiritual.

Tentu hal itu, kata Dirjen, harus membutuhkan stamina yang kuat karena fasilitas umum dan ibadah yang tersedia di Masjidil Haram tidak hanya digunakan jamaah haji Indonesia.

"Banyak jamaah haji dari negara lain menggunakan sarana umum dan ibadah yang sama (di Masjidil Haram). Itu membutuhkan stamina, makanya dihemat tenaganya," saran Dirjen.

Bila jamaah merasakan kurang enak badan, Dirjen menyarankan jamaah segera mengonsultasikan ke dokter yang menyertai mereka di kloter, dan jangan menunggu sakit.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement