Rabu 01 Oct 2014 09:14 WIB

Sultan H Khairul Saleh, Haji Sepanjang Hayat (1)

Sultan H Khairul Saleh.
Foto: Antara
Sultan H Khairul Saleh.

Oleh: Heri Ruslan      

Kerinduan untuk mengunjungi Tanah Suci selalu membuncah di hati Sultan H Khairul Saleh. Ia  mengaku selalu ingin bertamu ke Baitullah di Makkah dan berziarah ke makam Rasulullah SAW di Madinah.

Bupati Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), itu mengaku selalu mendapat pengalaman spiritual yang luar biasa saat berada di kedua kota suci milik umat Islam itu.

"Semua hajat dan keinginan saya selalu dikabulkan Allah SWT kalau saya berdoa di Baitullah dan Raudah," ungkap pria kelahiran Tabalong, 15 Januari 1964, itu.

Raja Muda Banjar itu memunaikan ibadah haji untuk pertama kalinya pada 1995. Pertama kali menginjakkan kaki di Masjidi Haram, air matanya menetes saat melihat Ka'bah berada di depan mata. "Pertama kali melihat Ka'bah saya menangis," ujar sosok yang bergelar Sultan Haji Khairul Saleh al-Mu'tashim Billah itu.

Ia pun bersimpuh dan memanjatkan doa untuk kebaikan hidup di dunia dan akhirat di Baitullah. Menurut Sultan Khairul Saleh, banyak tempat makbul untuk berdoa di sekitar Masjidil Haram, salah satunya Multazam.

Selain itu, kata ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Provinsi Kalsel itu, tempat yang makbul untuk memohon hajat, segala kebaikan di dunia adalah antara Rukun Yamani dan Hajar Aswad.

''Alhamdulillah, semua hajat saya terkait karier di PNS dan menjadi bupati dua periode selalu dikabulkan oleh Allah SWT," tutur ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kalsel itu.

Sehingga, karier dan segala urusan dunia yang dilaluinya senantiasa dimudahkan jalannya oleh Sang Pencipta. ''Saya meyakini betul berdoa di Tanah Suci begitu makbul."

Selain di Baitullah, pria yang dinobatkan sebagai tujuh kepala daerah berprestasi di Indonesia versi “On The Spot” Trans 7 itu juga selalu mendekatkan diri kepada Sang Khalik saat berada di Raudah, Masjid Nabawi, di Madinah. Menurutnya, ada tiga hal yang dilakukannya di Raudah, shalat tobat, shalat hajat, dan shalat mutlak.

Ketiga shalat itu dilakukannya di tiga tempat utama yang terdapat di Raudhah. Untuk memohon ampun atas segala dosa dan memohon keselamatan dan kebaikan hidup di akhirat, Sultan Khairul Saleh selalu menyempatkan shalat tobat dua rakaat dan berdoa di tiang tobat atau tiang Abu Lubabah yang terletak di samping makam Rasulullah SAW.

"Di tempat itulah Abu Lubabah bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT," papar bupati yang meraih sederet penghargaan di tingkat nasional itu.

Abu Lubabbah termasuk orang pertama yang masuk Islam ketika beberapa orang Anshar berjumpa dengan Mush'ab bin Umair di Madinah. Ia juga salah seorang Anshar yang menghadiri Baiat Aqabah Kedua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement