Oleh: Zaky Al Hamzah dan Neni Ridarineni
MINA – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) menyediakan tiga tim khusus untuk melayani ribuan jamaah haji Indonesia yang tersesat. Tiga tim ini adalah Tim Astuti, Tim TETA (Tim Evakuasi Tanpa Alat) dan Tim Penyisir Terowongan.
Tim 'Astuti' adalah tim pengantar jamaah haji tersesat ke tenda-tenda maktab. Tim ini menggunakan sepeda motor Honda Astrea keluaran tahun 1973. Ada delapan unit sepeda motor.
Meski keluaran produksi lama, namun sepeda motor dipilih agar bisa melaju cepat di sela-sela ribuan orang di kompleks tenda maktab. Sepeda motor ini tetap menggunakan bahan bakar bensin. Rata-rata satu petugas bisa mengantar 30-40 jamaah tersesat ke tenda masing-masing.
Memang model dan mesinnya sudah tak mutakhir lagi. Tapi mesin tetap dijaga oleh para montir Indonesia sehingga kondisinya tetap prima untuk angkutan jarak pendek, yakni mengantar jamaah haji yang tersesat ke tendanya di Mina.
"Di sini kita memiliki delapan unit, sebanyak enam unit di antaranya kita bawa dari Madinah," kata Kadaker Madinah, Nasurllah Jasam, kepada wartawan di Mina.
Nasrullah dan seluruh Panitia Penyelenggara Ibadah Haji dari Daker Madinah bertindak sebagai penanggungjawab pelayanan jamaah haji selama di Mina atau Satgas Mina.
Salah satu mukimin, Lukmanul Hakim Yakub mengaku sudah mengantarkan 40 jamaah haji tersesat pada hari pertama pelaksanaan lempar jumrah atau Sabtu (4/10) dari pukul 14.00 waktu Arab Saudi (WAS) hingga pukul 23.15 WAS. "Kami antar bergantian dengan petugas lain," ujar Lukman, kepada Republika, Ahad (5/10) dini hari WAS.
Jumlah tenda maktab jamaah haji Indonesia sebanyak 52 tenda. Jumlah ini setara dengan tenda di Padang Arafah. Tenda terjauh jamaah haji di Mina adalah maktab nomor 1, 2, 3 dan 5 yang berada di satu area. Sedangkan, tenda maktab terdekat adalah nomor 47, 48, 50, 51, 52, 54, 55 dan 57 yang berasal dari Embarkasi Jakarta, Bandung, Kalimantan dan Surabaya.