REPUBLIKA.CO.ID, Rumah haji yang baru datang itu berlokasi di Desa Tanggungan, Sukodadi, Lamongan. Sementara, Langitan dan Sukodadi terpisah oleh jarak sepanjang 13 kilometer.
Mendengar hal itu, dia mengajak satu temannya untuk mendatangi rumah pak haji tersebut. “Saya jalan kaki 13 kilometer bolak-balik,” kata dia. Sesampainya di rumah Pak Haji, ratusan orang telah datang dan membuat antrean untuk bersalaman dengannya.
Tanpa berpikir panjang, dia masuk ke dalam antrean untuk salaman dan minta didoakan. Sementara itu, sang haji yang mengenakan jubah dan serban putih telah duduk di atas kursi menyediakan tangannya untuk dicium ratusan orang orang secara bergantian. Semua orang yang datang tanpa memandang usia mencium tangannya dan meminta didoakan.
Pada tahun itu, kata Nuril, jumlah orang yang melakukan ibadah haji se-Kabupaten Lamongan hanya tujuh orang. Setibanya giliran dia dihadapan sang haji, dia langsung meraih tangannya dan menciumnya berkali-kali, lalu meminta didoakan agar bisa berangkat haji.
Haji yang gagah di atas kursinya tersenyum melihat anak barusia sembilan tahun datang dari jauh dan meminta doa kepadanya. “Iya saya doakan,” kata Nuril menirukan sang haji.
Usai salaman, Nuril langsung kembali ke pondoknya di Langitan. Dia merasa lega telah bersalaman dan meminta doa kepada orang yang baru datang dari Tanah Suci sesuai pesan ayahnya.
Setibanya di pesantrennya, dia ditertawakan oleh temannya karena telah berjalan kaki sejauh total 26 km hanya untuk minta doa dari orang yang bahkan tidak dikenal. “Iyalah, nggak apa-apa, barang kali doanya Pak Haji itu makbul,” kata dia enteng.
Saat ini, tepatnya 67 tahun setelah kejadian itu. Nuril telah melasanakan ibadah haji lebih dari yang diwajibkan Allah SWT. Dia bersyukur, di usianya yang menginjak 76 tahun dia telah mekasanakan 13 kali ibadah haji dan puluhan kali ibadah umrah.
Terlebih, hampir sebagian besar dari keberangkatannya ke rumah Allah SWT tanpa biaya sendiri. Nuril mengaku, dia kerap dipercaya untuk melaksanakan tugas membimbing jamaah haji atau tugas lain yang membebaskan dirinya dari pembiayaan haji yang begitu mahal. “Saya tidak tahu bagaimana, mungkin ini berkah dari Pak Haji yang medoakan saya dulu itu,” katanya sambil tersenyum.