Jumat 10 Oct 2014 10:27 WIB

PPIH Bentuk Tim Buser Pemandu Bus Jamaah Haji

Jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.
Foto: Republika/Natalia Endah Hapsari/ca
Jamaah haji Indonesia di Tanah Suci.

Oleh: Zaky Al Hamzah

JEDDAH – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Indonesia di Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Jeddah menyiapkan tim buser yang bertugas memandu bus pengangkut jamaah haji yang akan pulang ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah.

Tim ini berjumlah delapan orang dan semuanya mukimin (orang Indonesia yang menetap di Kota Jeddah). "Untuk kepulangan jamaah kita akan siapkan tim buser. Mereka akan memantau perjalanan dari Makkah ke bandara," kata Ketua PPIH Daerah Kerja Jeddah, Ahmad Abdullah Yunus, Rabu (8/10) petang waktu Arab Saudi (WAS).

Pemilihan tim buser dari mukimin karena mengenal jalur dan situasi lalu lintas di Kota Jeddah, agar supir bus pengangkut jamaah haji dari Kota Makkah ke Bandara Jeddah tidak tersesat.

Sebab, kalau tersesat, perjalanan bus akan lama. Data Kementerian Agama (Kemenag) RI, dari 375 kloter yang mengangkut 154.467 jamaah haji keTanah Suci, sebanyak 276 kloter akan dipulangkan melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah.

Kloter pertama yang diberangkatkan dari Makkah ke Bandara Jeddah adalah Kloter 1 Embarkasi Padang dengan jumlah jamaah sebanyak 451 orang. Mereka akan diterbangkan ke Tanah Air pukul 08.20 WAS, Kamis (9/10).

Tim buser ini dibutuhkan, jelas Ahmad, karena kebanyakan sopir-sopir bus pengangkut jamaah haji adalah orang baru yang kurang memahami atau mengenal persis kondisi jalan-jalan di Jeddah menuju bandara. Tim ini nantinya akan dilengkapi dua unit mobil. Tugas mereka memandu pengemudi bus.

"Mereka akan memantau setiap kedatangan bus, baik dari arah Makkah maupun Madinah. Tidak semua sopir bus hapal jalur Jeddah, jadi butuh pemandu. Para buser ini tidak hanya memandu sopir ke bandara, tapi juga ke hotel transit, terutama bus dari Madinah," kata Abdullah yang sudah 10 tahun menjadi petugas pelayanan haji (PPIH).

Selain tim buser, PPIH Jeddah juga menyiapkan petugas khusus untuk mengawasi kargo jamaah. Jumlahnya juga delapan orang. Mereka akan mengawasi kargo-kargo jamaah yang harus dibuka karena ada barang yang dianggap mencurigakan, termasuk benda cair seperti air zam-zam.

"Pihak penerbangan biasanya baru membuka koper kalau ada petugas kita. Kita siapkan empat orang di kargo Saudia Airlines dan empat orang lainnya di kargo Garuda Indonesia," kata Abdullah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement