Kamis 30 Oct 2014 19:02 WIB

Sejarah Masjid Jin (3)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Jamaah haji keluar dari Masjid Jin seusai menunaikan shalat Zhuhur berjamaah.
Foto: Republika/Heri Ruslan/ca
Jamaah haji keluar dari Masjid Jin seusai menunaikan shalat Zhuhur berjamaah.

REPUBLIKA.CO.ID, Dalam Alquran ditemukan paling tidak lima kata yang digunakan untuk menunjuk makhluk jin, yaitu jin, jan, jinnat, iblis, dan setan. Kata iblis dimasukkan ke dalam kata-kata yang menunjukkan jin karena pada hakikatnya iblis tergolong jenis jin.

Kata setan termasuk juga yang menunjuk kepada makna jin karena setan itu terdiri dari jin dan manusia. Sedangkan kata khannas merupakan salah satu macam setan yang juga terdiri dari manusia dan jin.

Jin tercipta dari bahan dasar berupa api, berkembang biak, dan membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Jin diciptakan oleh Allah berpasangan. Ada jin laki-laki atau jantan dan ada pula jin perempuan atau betina. Jin mempunyai keinginan dan kemampuan untuk melakukan hubungan seksual.

Oleh sebab itu, jin juga dapat melahirkan keturunan dan selanjutnya membentuk kelompok atau masyarakat jin. Jin mempunyai beberapa kemampuan yang di antaranya melebihi kemampuan yang dimiliki manusia. Misalnya, jin dapat menjelajahi ruang angkasa dan menyadap berita-berita langit.

Jin juga mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan berat. Di antara tentara dan pekerja Nabi Sulaiman, terdapat golongan jin dan setan yang bertugas melakukan beberapa jenis pekerjaan berat, seperti mendirikan bangunan, patung-patung, piring-piring besar, dan menyelami lautan.

Pada dasarnya, jin tidak dapat dilihat oleh mata manusia. Hal ini didasarkan kepada firman Allah dalam surah al-A’raf: 27, “… sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka…”

Para ulama memandang ayat ini sebagai dalil yang sangat kuat tentang tidak mungkinnya manusia melihat jin. Imam Syafi’i bahkan berkata, “Barangsiapa yang mengaku melihat jin, maka ditolak kesaksiannya, kecuali Nabi.”

Rasyid Ridha juga menegaskan, “Barangsiapa yang mengaku melihat jin, maka itu hanya ilusi atau ia melihat binatang aneh yang diduganya jin.”

sumber : Ensiklopedi Haji dan Umrah
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement