Selasa 24 Mar 2015 16:19 WIB

Soal Haji, Kemenag Dinilai Begitu Lamban

Rep: c83/ Red: Damanhuri Zuhri
Salah satu pemondokan haji di Arab Saudi.
Foto: Republika/Muhammad Subarkah/ca
Salah satu pemondokan haji di Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Panja BPIH 2015, Shodiq Mujahid menilai kinerja Kementerian Agama dalam melakukan persiapan penyelenggaran Ibadah Haji 2015 begitu lama. Hal ini terbukti dengan belum ditetapkannya mitra untuk pemondokan, catering dan transportasi darat.

Ia menjelaskan, saat panja BPIH melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi, tim panja menemukan Kemenang masih pada tahap proses verifikasi dan belum pada tahap eksekusi atau pemberian DP.

Padahal DPR sudah mencairkan Uang DP Januari lalu senilai Rp 1,7 triliun. Menurutnya, jika Kemenag dapat melakukan penetapan pemondokan, catering dan transportasi lebih awal maka harga akan lebih murah dan jamaah mendapatkan tempat yang layak dan berkualitas.

Shodiq mengatakan, pihak Kemenag baru akan melakukan penetapan mitra pada awal April mendatang. Sehingga pembahasan BPIH akan dilakukan sekitar minggu kedua bulan April.

"Kami mengkritik mereka (kemenag) kurang cepat seperti yang kita harapkan padahal uang muka sudah disetujui dari Januari. Persiapan sudah ada tapi prosesnya baru pada tahap penerimaan lamaran baru verifikasi minggu ini. Pola kerja kemenag sangat lama," ujar Shodiq Mujahid kepada Republika, Selasa (24/3).

Menurutnya, proses negoisasi antara panja BPIH dan Kemenag tampaknya akan berlangsung cukup alot. Ini dikarenakan ada pandangan yang harus disamakan terkait penggunaan dana BPIH dan APBN.

Jangan sampai pengeluaran yang seharusnya menggunakan dana APBN namun justru menggunakan BPIH. Seperti biaya rapat, koordinasi dan pengadaan alat kantor.

Dalam waktu dekat, panja BPIH akan melakukan komunikasi dengan Itjen dan BPK. Ini untuk mengetahui prosedur pembiayaan pemondokan haji. Menurutnya, ada hal yang bisa diefisiensi agar BPIH turun, salah satunya dengan melakukan penghematan harga pemondokan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement