REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Karena stroke, seorang jamaah umrah tertinggal di Makkah, Arab Saudi, selama enam bulan. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Agama mengaku masih dalam penyelidikan.
"Saya kumpulkan datanya dulu, kalau sudah ada baru bisa saya jelaskan," ujar Kasubdit Pembinaan Umrah Muhammad Arfi Hatim kepada Republika, di Jakarta, Sabtu (8/8).
Arfi mengatakan jika dia belum berani berstatmen tanpa mengetahui data dan faktanya terlebih dahulu. Dia harus tahu lebih dulu mnengenai kondisi Asep, posisi dirawat juga travel yang memberangkatkan. "Kita harus menemukan bahan-bahan yang lebih valid dan mencari data secepatnya," ujarnya.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data-data valid tersebut, Arfi belum bisa memastikan. Dia hanya menuturkan jika sedang mengupayakan dengan cepat, berkomunikasi dengan Jeddah dan pihak rumah sakit. "Tim saya mencari semuanya," ujarnya menerangkan.
Muhammad Asep, seorang guru ngaji di wilayah Tebet, Jakarta Selatan, berangkat ke Tanah Suci untuk melakukan ibadah umrah pada 10 Februari 2015 menggunakan travel haji umroh Damtuer. Sesampainya di Tanah Suci, tepatnya 14 Februari 2015, Asep jatuh sakit terkena darah tinggi hingga serangan stroke.
Halimah, istri Asep, terus berupaya agar suaminya dapat kembali dan mendapat perawatan di Tanah Air. Dengan beberapa warga, Halimah mendatangi Balai kota Bogor.
Kedatangannya tersebut mendapat tanggapan dari Asisten Setdakot Bidang Kemasyarakatan, Toto S Ulum. Toto mengatakan, jika Pemerintah kota bogor akan mengirimkan surat pada Kementrian Agama dan Kementrian Luar Negeri Senin (10/8) lusa.