Jumat 04 Sep 2015 18:58 WIB

Pemondokan Terbesar Antisipasi Lonjakan Jamaah

Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah
Foto: bstatic.com
Hotel Al Jawharah, salah satu pemondokan haji Indonesia di Makkah

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Sektor 8 Daerah Kerja (Daker) Makkah yang menempati pemondokan terbesar di Hotel Al Jawharah, Jarwal, Makkah, mengantisipasi lonjakan jamaah. Jumlah jamaah yang ‎masuk ke ‎hotel berkapasitas 21.600 orang itu meningkat hingga lebih dari dua kali pada Jumat (4/9).

Kepala Sektor 8 Daker Makkah Syamsuir mengatakan jumlah kloter yang tiba Jumat hari ini lebih banyak dibandingkan jumlah kloter yang sudah masuk di Hotel Jawharah. "Sebelumnya ada enam kloter. Hari ini masuk delapan kloter," kata dia seperti dilaporkan wartawan Republika, Ratna Puspita.

Delapan kloter yang tiba hari ini terdiri dari‎ lima kloter tiba dari tanah air melalui Bandara King Abdul Aziz, Jeddah, dan tiga kloter dari Madinah setelah melakukan ibadah arbain. Hingga pukul 14.30 waktu Arab Saudi (WAS), dua kloter, yaitu JKS 33 dan JKG, sudah masuk ke pemondokan.

Syamsuir mengatakan, Sektor 8 Daker Makkah mengantisipasi berbagai kemungkinan permasalah karena ribuan jamaah masuk di pemondokan pada hari yang sama. Permasalahan ‎seperti jamaah kebingungan menemukan kamar karena setiap tower Hotel Jawharah sangat luas dengan 16 lift.

Kedua, jamaah kebingungan dengan fasilitas hotel seperti pemakaian kunci elektronik dan pendingin ruangan atau AC. "Kami siapkan petugas agar dapat membantu jamaah," kata Syamsuir.

‎Hotel Jawharah merupakan pemondokan dengan kapasitas terbesar untuk jamaah haji Indonesia. Sebanyak 21.600 jamaah akan tinggal di hotel yang terletak di Jarwal, sekitar 800 meter dari Masjidil Haram.

Sebagai hotel dengan kapasitas terbesar, hotel ini memiliki lima menara. Setiap menara ‎memiliki 30 lantai dan mampu menampung empat ribu jamaah. Setiap lantai berisi hingga 40 kamar sehingga sangat luas. ‎"Ada jamaah yang tersesat di hotel," kata Syamsuir.

Tegur maktab

‎Syamsuir menyatakan dia sempat menegur pengurus Maktab 52 karena mengabaikan koper jamaah ketika bus tiba di pemondokan. "Tadi malam, Kloter JKG 10 masuk ke sektor kita di tower tiga. Pembantu dari maktab 52 tidak ada," kata dia.

Padahal, kata Syamsuir, pembantu dari maktab seharusnya ‎menurunkan koper-koper jamaah dari bus. "Kami berikan teguran bahwa mengangkut koper dari bus ke lobi pemondokan adalah tanggung jawab mereka," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement