REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: EH Ismail dari Tanah Suci
MAKKAH -- Perubahan cuaca yang terjadi beberapa hari terakhir di Jeddah dan Makkah, tidak menghalangi pergerakan jamaah haji Indonesia menuju ke Makkah. Saat ini, seluruh jamaah haji Tanah Air yang tergabung dalam gelombang pertama dan masuk melalui Madinah, sudah berada di Makkah.
“Sebanyak 76 ribu jamaah sudah diangkut ke Makkah, terakhir pemberangkatan kemarin,” kata Kepala Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi Nasrullah Jasam melalui sambungan telepon kepada Republika, Ahad (13/9).
Menurut Jasam, tidak ada kendala sama sekali yang diakibatkan kondisi cuaca saat mengantarkan jamaah haji Tanah Air dari Madinah ke Makkah. Alasannya, kondisi cuaca di Madinah cenderung lebih stabil dan tidak seekstrem di Jeddah dan Makkah. Di Madinah, suhu udara berkisar antara 35 sampai 47 derajat Celcius dengan kondisi panas tertinggi terjadi pada tengah siang hari.
Dia melanjutkan, sedikit hambatan justru datang dari jamaah. Beberapa jamaah masih lupa memberikan paspor ke wukala (lembaga bentukan Pemerintah Arab Saudi yang bertugas mengurus pengangkutan jamaah haji dari Madinah ke Makkah). Akibatnya, paspor tersebut sulit dilacak saat jamaah akan diberangkatkan.
“Memang jumlahnya tidak banyak, sekitar lima orang, tapi kalau ada satu jamaah saja paspornya tidak ditemukan, akhirnya menghambat pergerakan satu kloter,” kata Nasrullah. Selain itu, masih ditemukan pula jamaah yang kehilangan paspor.
Kendala berikutnya adalah menyangkut ketiadaan petugas wanita di Bir Ali, lokasi jamaah Indonesia mengambil miqat. Tidak adanya petugas wanita yang khusus bertugas menyisir jamaah haji wanita di mushala dan toilet saat akan diberangkatkan, membuat waktu singgah di Bir Ali menjadi lebih lama.
Kendati Daker Madinah sudah berinisiatif melakukan sistem piket dua petugas wanita bergantian, namun jumlah itu masih jauh dari cukup. “Ini kan karena petugas temus (tenaga musiman) mahasiswa yang terlambat masuk karena visa,” ujarnya.
Sampai Sabtu (11/9), sebanyak 76.825 jamaah dari 184 kloter yang datang melalui Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah sudah berada di Makkah. Kini, mereka sedang melakukan ibadah di Masjidil Haram sambil menunggu waktu puncak haji sembilan hari mendatang.
Kepala Daker Bandara Jeddah-Madinah Nurul Badruttamam menerangkan, cuaca sedikit memengaruhi pergerakan jamaah dari Jeddah. Kendala terjadi saat ada badai pasir yang melanda Jeddah pada Selasa (8/9) petang.
Akibat badai pasir tersebut, dua pesawat pengangkut jamaah haji Indonesia terpaksa dialihkan ke Bandara Madinah. Kedua pesawat tersebut mengangkut jamaah haji dari kloter JKG 27 dan SUB 42. “Selain dua pesawat itu, tidak ada kendala lain akibat cuaca,” katanya.
Nurul melanjutkan, sampai Ahad, sudah 131 kloter yang mengangkut 54.415 jamaah yang tiba di Bandara Internasional King Abdul Azis (KAA) Jeddah. Semua jamaah sudah langsung diberangkatkan ke Makkah lantaran tidak ada hotel transit di Jeddah. “Total dengan jamaah yang dari Madinah, sekarang sudah 315 kloter dengan jumlah jamaah 131.240 orang,” ujar Nurul.
Di Makkah, suhu udara rata-rata saat ini berada di angka 33 derajat Celicius. Suhu minimal 31 derajat Celcius dan suhu maksimal mencapai 43 derajat Celcius. Kelembaban udara di Makkah pascabadai angin disertai hujan lebat Jumat (11/9) mencapai 59 persen. Saat ini, kondisi Makkah masih panas dengan sesekali berawan pada sore hari. Cuaca seperti ini diperkirakan terus terjadi selama tiga hari ke depan.