Ahad 20 Sep 2015 07:45 WIB

Jabar Butuh 270 Ribu Hewan Kurban

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Pemotongan hewan kurban.
Foto: Edwin Dwi Putranto/Republika
Pemotongan hewan kurban.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jumlah kebutuhan hewan kurban di Jawa Barat pada tahun ini diperkirakan akan meningkat dibandingkan tahun lalu. Melihat kondisi tersebut, maka pengawasan terhadap kesehatan hewan kurban menjadi hal paling penting.

Menurut Plh Gubernur Jabar Deddy Mizwar, pihaknya memperkirakan jumlah hewan kurban yang akan dipotong pada tahun ini mencapai 270.000 ekor. Yakni, meliputi sapi, kerbau, domba dan kambing. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan realisasi pemotongan hewan kurban tahun 2014 lalu yang mencapai 254.708 ekor. Yakni, 64.727 ekor sapi, 1.411 ekor kerbau, 158.632 ekor domba, 30.363 ekor kambing.

"Oleh sebab itu, diperlukan upaya menjamin ketentraman umat Islam yang akan menyelenggarakan ibadah kurban," ujar Deddy akhir pekan lalu.

Salah satunya, kata dia, melalui antisipasi agar hewan ternak yang disembelih memenuhi syarat kesehatan hewan sesuai syariat Islam. Pemerintah telah menetapkan anjuran klasifikasi hewan kurban yang baik dan layak yang tertuang dlaam Permentan Nomor 114/Permentan/PD.410/9/2014 tentang pemotongan hewan kurban.

Disebutkan bahwa klasifikasi tersebut meliputi ternak jantan, hasil budidaya agar tidak mengganggu populasi ternak, serta kesesuaian harga dari akibat adanya peningkatan supply dan demand.

Pemerintah Provinsi Jabar, kata dia, melalui Dinas Peternakan Jabar, ikut melakukan pengawasan terhadap kesehatan hewan kurban, hingga pengawasan pemotongan. Pemeriksaan meliputi antemortem (sebelum disembelih), postmortem (setelah disembelih), serta terhadap kualitas daging. Pengawasan ini bertujuan agar penyakit dewan menular terutama yang bersifat zoonosis dapat dicegah dan dikendalikan.

Dikatakan Deddy, Pemprov Jabar bersama dinas terkait di kabupaten/kota, serta asosiasi/organisasi profesi peternakan telah mebentuk tim untuk melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan intensif kepada seluruh hewan kurban yang akan dipasarkan di Jabar. Jumlah petugasnya, mencapai 500 orang.

Deddy berharap, melalui pemeriksaan dan pengawasan terhadap pemotongan kesehatan ternak yang intensif ini akan membuat hewan kurban yang akan disembelih atau dikonsumsi dapat memenuhi kualitas. "Serta sesuai syariat Islam seperti halal, aman, utuh dan sehat," katanya.

Deddy pun mengibau pedagang memperjualbelikan hewan kurban yang sehat, tidak cacat, cukup umur, berkelamin jantan, dan memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari daerah asal. Penjual ternak kurban juga, diminta untuk melakukan penampungan di tempat tertentu agar memudahkan pengawasan dan pemeriksaan kesehatan hewan.

Selain itu, kata dia, Ia juga meminta calon pembeli agar memperhatikan aspek umur dan kesehatan hewan kurban yang akan dibelinya. Penanganan hewan yang baik sebelum disembelih juga merupakan aspek penting.

Penyembelihan harus dilakukan dengan syariat Islam dan menggunakan pisau bersih serta tajam. Setelah itu, penanganan daging kurban juga harus memperhatikan aspek higienis agar daging yang dibagikan terhindar dari bibit penyakit.

"Kami meminta agar jangan membuang limbah darah dan kotoran hewan kurban ke saluran air atau sungai karena hal ini dapat mencemari lingkungan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement