REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, membantah jika Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi lamban dalam menangani masalah tragedi Mina. Ia mengatakan sejak hari pertama terjadinya peristiwa, PPIH telah bergerak cepat dalam melakukan upaya strategis penanganan masalah.
"Hal itu ditandai dengan membentuk layanan hotline (+966 543603154) sebagai sarana komunikasi bagi masyarakat yang ingin mengetahui keberadaan Keluarganya di Tanah Suci," ujar Lukman dalam siaran pers kepada Republika, Selasa (29/9).
Ia menjelaskan, setelah membentuk layanan komunikasi bagi masyarakat selanjutnya PPIH menyusun tim investigasi korban. Tim ini bertugas melacak dan menelusuri keberadaan jamaah haji Indonesia di maktab/pemondokan, rumah sakit, serta jemaah yang wafat di rumah sakit dan tempat Majma’ Thawari bil-Mu’aishim (tempat pemulasaraan jenazah).
Menurutnya, memang tidak mudah mengakses tempat pemulasaraan jenazah karena pihak Saudi saat itu masih berkonsentrasi pada proses evakuasi. Akses bagi tim PPIH baru diperoleh pada Jumat, 25 September 2015 pukul 23.00 waktu setempat.
Sejak saat itulah akses terbuka dan secara intensif tim bisa menemukan korban yang merupakan jamaah Indonesia. Di Muaishim, Tim PPIH melakukan identifikasi jenazah melalui tiga tahap, yakni, mencocokkan foto yang dirilis oleh pihak Muashim dengan data Siskohat dan E-Hajj.
Bila tidak ada kesesuain data, tim mengecek tanda-tanda identitas dan benda lain yang identik dengan jamaah haji Indonesia. Misalnya, gelang identitas, gelang maktab,tas paspor, aksesoris, pakaian, dan sebagainya.
Jika dengan upaya ini masih ragu, maka tim PPIH Arab Saudi melakukan langkah ketiga dengan langsung melakukan cek fisik jenazah. Ia menegaskan, saat ini pemerintah Indonesia masih fokus pdada pencarian jamaah yang belum kembali ke maktabnya dan melanjutkan identifikasi jenazah. Setelah itu, proses evaluasi baru dilakukan untuk perbaikan penyelenggaraan ibadah haji.