Senin 05 Oct 2015 12:28 WIB

Tim DVI Polri Gunakan Peralatan Mambis Identifikasi Tragedi Mina

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Damanhuri Zuhri
Petugas merawat jamaah haji yang jadi korban insiden Mina.
Foto: Reuters
Petugas merawat jamaah haji yang jadi korban insiden Mina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif DVI Polri, Kombes Anton Castilani mengatakan, tim yang diberangkatkan ke Arab Saudi untuk mengidentifikasi korban tragedi Mina dibekali peralatan canggih yaitu mambis. Peralatan tersebut yaitu sebuah mobik scanner untuk sidik jari dan iris mata.

Anton menjelaskan, alat tersebut memiliki fasilitas dapat menghubungkan ke internet dengan menggunakan Sim card atau wifi. Sidik jari jenazah atau korban discan dengan alat tersebut.

"Kemudian dihubungkan dengan database e KTP bekerjasama dengan Dukcapil Kemendagri, kalau ada yang data yang cocok akan terbaca," ujar Anton, saat dihubungi, Senin (5/10).

Menurut Anton, tim juga tidak hanya mengidentifikasi korban meninggal. Melainkan korban hidup yang tidak dapat teridentifikasi. Misalnya, korban dalam keadaan koma atau tidak ada tanda pengenal sama sekali.

Kendati demikian, alat tersebut, menurut Anton juga memiliki kelemahan yaitu hanya dapat digunakan bagi sidik jari yang relatif baik. Keterbatasan tersebut, lanjutnya, dapat diatasi dengan kemampuan teknis dari Inafis. "Mereka mampu memperbaiki kerusakan kontur-kontur pada kulit jari tangan dan lainnya," kata Anton.

Untuk memperbaiki kontur tubuh, tutur Antor relatif. Semakin rumit kerusakan tubuh maka, juga akan memakan waktu lama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement