REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Kendati menghadapi pekerjaan yang terbilang melelahkan pada musim haji kali ini, Kepala Daerah Kerja (Daker) Makkah, Arsyad Hidayat imenganggap kesibukan tingkat tinggi itu sebagai hal yang biasa yang harus dihadapi setiap petugas haji.
"Petugas haji itu memang harus rela kurang tidur, makan tidak teratur, yang penting jemaah bisa beribadah dengan lancar dan haji mereka sah," ujar Arsyad yang sudah lebih dari lima kali menjadi petugas haji dan menjabat sejumlah posisi penting di Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi.
Menurut pemegang gelar master dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta ini, pelaksanaan ibadah yang lancar dan sahnya ibadah haji yang dilakukan jemaah, harus menjadi target setiap petugas. "Pada beberapa daerah seseorang yang telah berhaji memiliki kedudukan penting di masyarakat. Karena itu, petugas haji harus membantu mereka agar menjadi haji mabrur," ujar Arsyad yang pernah menjadi wakil Ketua PPIH Arab Saudi.
Selain itu, pemegang gelar sarjana mengenai Hukum Islam itu juga mengingatkan bahwa seorang petugas haji harus ikhlas melayani tamu-tamu Allah (duyufurahman), karena ganjaran pahalanya sangat besar.
Apalagi Nabi Muhammad SAWA pernah bersabda dalam salah satu hadist, "Sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang banyak memberi manfaat bagi manusia lainnya."
Oleh karena itu, ia menilai, menjadi pelayan bagi tamu Allah adalah sebagai bentuk pengabdian juga merupakan implementasi dari ajaran Rasullullah.
Arsyad pun berbagi kiat ikhlas dan total menjalani tugas sebagai pelayan tamu Allah. "Layani jemaah haji kita seperti kita melayani orang tua sendiri. Kalau buat orang tua, kita pasti ingin memberikan pelayanan terbaik bagi mereka, sebagai wujud bakti kita pada mereka," ujar calon pemegang gelar dokter dari University Bakht Er-Rida di Khartoum, Sudan.
Hal itulah nampaknya yang membuat Arsyad begitu semangat seakan tidak ada kata lelah dalam menjalani perannya sebagai Kepala Daerah Kerja Mekkah, yang wilayah kerja nya pada musim haji tahun ini banyak didera musibah.
Bahkan dalam beberapa hal ia memilih langsung turun ke lapangan dibandingkan memberi perintah dan mendapat informasi dari petugas di lapangan, seperti ketika ia turun langsung melakukan identifikasi jenazah korban Mina di pemulasaran mayat di Al- Muashim, Mekkah.
Dan seperti ketika ia memilih langsung ke lapangan mengurai penumpukan penumpang di Terminal Syib Amir pada suatu malam usai Isya, di sekitar Masjidil Haram yang penuh berkah dan ridho Allah itu.