Kamis 26 Nov 2015 08:21 WIB

Asphurindo Usulkan Standar Minimal Umrah

Rep: Damanhuri Zuhri/ Red: Agung Sasongko
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Khusus Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH Hafidz Taftazani
Foto: Republika/Agung Sasongko
Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Khusus Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH Hafidz Taftazani

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Haji Khusus Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo) KH Hafidz Taftazani akan mengusulkan standar minimal umrah kepada pemerintah. Usulan ini disampaikan guna menghindari pergolakan harga.

"Kita ini asosiasi berizin memilliki harga mininum. Misalnya, 1.700 dolar AS. Maka yang akan kami sampaikan pemerintah adalah 1.700 dolar AS," papar dia kepada Republika.co.id, Kamis kemarin.

Menurut Kiai Hafidz, standarisasi ini mendesak ditetapkan agar umat Islam yang berniat umrah tak sengsara hanya karena murah. Apalagi sebagian masyarakat tahunya murah tapi layanan dibawah standar.

(Baca juga: Asphurindo Dorong Wisata Halal)

Misalnya, ada umrah murah menginap di hotel mahal. Suatu saat, yang murah ini tidak akan diberikan layanan yang sama.

"Misalnya, mereka tidak diberi makan. Lalu yang murah menyerbu makanan yang mahal. Ketika yang mahal bilang, mohon maaf makanan ini tidak untuk Anda. Lalu yang murah mengatakan, ini kan Makkah kok tidak saling bantu. Jadi, kota suci dijadikan bahan silat lidah," kata dia.

Sebagai gambaran lain, ada orang ingin pergi ke Jakarta dengan biaya murah. Hasilnya,orang tersebut naik truk dan perjalanan memakan waktu lima hari.

Lalu mau makan, hanya sekedar nasi. Tidak ada bumbu. "Sudah gitu tidak ada pemandunya. Kita kan harus tahu tempat yang kita datangi," kata dia.

Karena itu, Kiai Hafidz menyarankan agar umat Islam yang berniat umrah yang baik dan benar agar menghindari umrah yang meragukan. Seperti apa umrah meragukan, umrah yang ambil uang muka dan berangkat tahun depan.

"Tanyakan surat izinnya ada atau tidak. Kalau ada masa berlakunya sampai kapan," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement