REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kesatuan Travel Haji dan Umroh (Kesthuri) Sulawesi Selatan (Sulsel) meminta Kementerian Agama (Kemenag) untuk merazia travel umrah bermasalah.
"Ini langkah preventif untuk mengatasi travel bermasalah yang bisa merugikan masyarakat," kata Ketua Kesthuri Sulsel Usman Jasad yang dihubungi via telepon seluler, Ahad (10/1).
Menurut Usman, travel umrah yang bermasalah, misalnya gagal memberangkatkan jamaahnya, biasanya terjadi karena travel-travel ini memungut biaya jauh hari sebelum memberangkatkan jamaahnya tanpa memperhitungkan perubahan kurs dollar.
"Jamaah biasanya dimasukkan dalam daftar tunggu, satu atau dua tahun sebelumnya," ungkapnya.
Masalah muncul ketika waktu keberangkatan tiba, namun telah terjadi perubahan kurs dollar. "Pada saat penyetoran, bisa jadi kurs hanya pada kisaran Rp 9.000, namun saat pemberangkatan dollar sudah berada pada kisaran Rp 13 ribu per satu dollar, travel akan kesulitan menutupi selisih ini," jelasnya mencontohkan. Langkah tegas, kata Usman, harus diambil untuk menghindari kerugian masyarakat yang berulang akibat ulah travel bermasalah ini.
Sebelumnya, Kakanwil Kemenag Sulsel Abdul Wahid mengakui selama ini pihaknya kesulitan dalam melakukan pengawasan karena belum ada direktorat yang secara khusus menangani umrah. "Kami baru tahu ada masalah, nanti setelah ada yang melapor," ujarnya.
Karenanya, dalam waktu dekat, pihaknya juga akan membentuk direktorat baru yang khusus menangani umrah.