IHRAM.CO.ID,JAKARTA--Kesatuan Tour Travel Haji Umroh Republik Indonesia (Kesthuri) menilai sudah tepat Pemerintah Arab Saudi kembali menerapkan social distancing di dua Masjid Suci. Kebijakan tersebut baru saja diberlakukan pada, Kamis pagi waktu setempat.
"Saudi Arabia bersikap bijak menurut saya untuk dia menerapkan social distancing," kata Sekjen Kesthuri Artha Hanif saat dihubungi Republika, Kamis (30/12).
Artha mengatakan, dengan diterapkannya kembali kebijakan social distancing ini, Arab Saudi ingin menunjukan bahwa kontrol terhadap kasus Covid-19 sangat ketat. Untuk itu semua pihak yang masuk wilayahnya patuh terhadap protokol kesehatan Covid-19.
"Kesthuri beranggapan bahwa Kerjaan Saudi Arabia masih tetep percaya diri masih tetep yakin bahwa kondisi di dalam saudi Arabia sungguh sungguh masih mereka kontrol kenapa," ujarnya.
Artha memastikan, Arab Saudi udah memiliki pengalaman bagaimana melaksanakan atau menjaga kesehatan masyarakatnya dari pandemi Covid-19. Salah satu cara mengatasi masalah ini Arab Saudi melakukan lock down selama satu tahun.
"Mereka juga sudah melakukannya secara luar biasa selama satu tahun lebih mereka melakukan lock down. Jadi menurut saya kondisi sekarang di Saudi Arabia yang bgitu terkontrol," katanya.
Artha mengatakan, kebijakan social distancing berlaku pada pukul 7 pagi setempat. Kebijakan ini sebagai suatu upaya Saudi menekan kemungkinan terjadi penularan virus covid, khusunya dengan varian omicron ini.
Bahkan kata Artha, pihaknya mendapatkan informasi bahwa yang akan dilakukan oleh Saudi Arabia adalah lock down 10 hari, mulai dari tanggal 1 sampai dengan 10 Januari. Informasi ini kata dia, sudah menyebar luas di media sosial.
"Itu informasi yang sempat viral, sempat kita dapatkan," katanya.
Kebijakan social distancing ini diberlakukan di seluruh wilayah Pemerintah Arab Saudi, termasuk di dalam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Social distancing ini berlaku saat jamaah melakukan sholat, thawaf, sa'i, termasuk mendatangi raudah.
"Untuk menekan atau memutus, menghindari kemungkinan terjadinya penularan atau eskalasi covid-19 ini karna sebab varian omicron ini sudah kita dengar dari beberapa negara lain yang memang sudah semakin bertambah dan bertambah," katanya.