REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji Khusus (Himpuh) menyebutkan pada tahun 2016 ini antusias masyarakat untuk melaksanakan ibadah umrah mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. "Penurunan mencapai 40 persen," ungkap Ketua Himpuh Baluki Ahmad, Kamis (14/1).
Ia menjelaskan, pada tahun lalu jumlah jamaah umrah yang berangkat mencapai 300 ribu lebih untuk bulan Januari. Pada tahun ini, baru sektar 200 ribu lebih. Padahal masih Rabiul Awal.
"Biasanya pada rabiul awal jumlah jamaah umrah akan banyak. Karena pada bulan berikutnya hingga menjelang Ramadhan akan sepi. Jamaah umrah akan mengalami peningkatan kembali pada bulan Syaban dan Ramadhan," kata dia.
Untuk itu, ia memperkirakan pada tahun ini jumlah jamaah umrah tidak lebih dari tahun lalu yang berjumlah 639 ribu. Bahkan bisa lebih rendah. "Penurunan jumlah jamaah umrah pada tahun ini merupakan hal yang wajar karena dolar yang tinggi dan ekonomi di beberapa daerah yang kurang menguntungkan," kata dia.
Ia membantah, jika penurunan jumlah jamaah umrah ini karena adanya konflik Iran dan Saudi. Namun murni karena dolar tinggi dan kondisi ekonomi.
Ia menambahkan, karena kondisi ekonomi yang kurang bagus ini membuat peminat paket umrah wisata juga sangat sedikit. Masyarakat lebih memilih paket umrah reguler. Karena untuk ikut umrah wisata ini harus mengeluarkan biaya sekitar 30 juta rupiah.