REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tahun, ada saja kejadian jamaah yang tersesat di Tanah Suci, baik di Makkah maupun Madinah. Ini disebabkan oleh jamaah yang sebagian besar adalah pendatang baru di Tanah Suci. Mereka tidak mengenali betul posisi pondokan dan arah menuju Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi.Masalah lainnya yang membuat para jamaah tersesat adalah luasnya kedua masjid tersebut dengan banyaknya pintu masuk yang mirip bentuknya.
Berikut beberapa tips untuk menghindari tersesat di Tanah Suci:
1. Datang awalUntuk menghindari tersesat jalan di seputar Masjidil Haram maupun Masjid Nabawi, jamaah haji sebaiknya datang lebih awal ketika waktu shalat tiba. Disarankan, jamaah pergi dalam rombongan dan menghindari bepergian sendiri, terutama bagi jamaah haji usia lanjut.
2. Nomor pintuJamaah juga seharusnya mengingat betul nomor pintu saat masuk masjid. Sepakati titik tempat bertemu di seputar masjid jika terpisah dari rombongan.
3. Kenali petugas hajiJamaah jangan pernah ragu meminta bantuan petugas haji Indonesia. Mereka berseragam baju biru muda dengan celana biru gelap pada lengan kanan terpasang bendera merah putih dan dilengkapi dengan kartu tanda petugas. Jamaah juga bisa meminta bantuan aparat kepolisian Arab Saudi yang tersebar di seputar masjid. Jika memang petugas yang Anda perlukan itu tak kunjung ditemukan.
4. Tanda pengenalSebaiknya, jamaah harus selalu bersiaga membawa tanda pengenal sebelum berangkat dari hotel. Dengan membawa tanda pengenal, seseorang bisa dituntun lebih mudah dalam menemukan jalan pulang. Sebab, dalam tanda pengenal juga tertera keterangan dari mana dia berasal.Jika jamaah sudah bersama rombongan, tapi masih saja kesulitan mencari jalan pulang dan malahan tersesat, tidak ada salahnya mengikuti jamaah haji lain yang berasal dari Indonesia. Dengan demikian, diharapkan jamaah bisa lebih mudah berkomunikasi dan menjelaskan kesulitan dalam menemukan jalan pulang.
5. Lengkapi identitas pribadiTindakan pencegahan yang penting adalah dengan melengkapi diri dalam identitas pribadi, nama jalan, lokasi, dan nomor telepon pondokan. Terlebih lagi, di masing-masing pondokan terdapat petugas haji dan pada kawasan lebih besar dalam istilah sektor.
6. Kenali tanda di pondokanJamaah hendaknya mengenali betul tanda-tanda mencolok yang ada di pondokan atau di kawasan terdekatnya. Perlu dicatat pula nomor-nomor telepon kepala rombongan, ketua kloter, kantor sektor, dan kantor daerah kerja (daker). Ada kalanya jamaah berusia lanjut kesulitan dalam mengingat lokasi karena itu jangan sampai tanda pengenal tertinggal.Begitu juga saat jamaah berada di Mina untuk pelontaran jumrah di Jamarat. Mereka sebaiknya memerhatikan betul nomor maktab dan alur jalan menuju Jamarat. Alur ini biasanya dibuat searah, baik jalur masuk maupun keluar. Di sepanjang jalan menuju tenda jamaah haji Indonesia, ditempatkan petugas dan dipasangi bendera merah putih.
7. Bawa uang secukupnyaUntuk menghindari kehilangan uang, saat melakukan ibadah hendaknya jamaah membiasakan membawa uang secukupnya saja, misalkan, 100 riyal. Sisanya disimpan di deposit boks yang ada di pondokan atau dititipkan kepada petugas haji Indonesia di pondokannya.
8. Mantapkan niatHal terakhir yang patut diingat adalah memantapkan niat dan sikap ikhlas selama menjalankan rangkaian ibadah haji. Niat dan sikap ikhlas terbukti manjur untuk mengantarkan jamaah mendapatkan kemudahan dan kelancaran selama di Tanah Suci.