Kamis 08 Sep 2016 19:24 WIB

Dua Hari Jelang Wukuf, Tim Kesehatan ke Arafah

 Petugas kesehatan PPIH Daker Jeddah berjalan menuju ke pintu keluar gedung A Madinatul Hujjaj di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/10) sore waktu arab saudi (WAS). Di gedung A ini, sebagian ruangan masih dioperikasikan untuk Balai Kesehatan Haji Indonesia (BPH
Foto: Republika/Zaky Al Hamzah
Petugas kesehatan PPIH Daker Jeddah berjalan menuju ke pintu keluar gedung A Madinatul Hujjaj di Jeddah, Arab Saudi, Rabu (29/10) sore waktu arab saudi (WAS). Di gedung A ini, sebagian ruangan masih dioperikasikan untuk Balai Kesehatan Haji Indonesia (BPH

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Tim kesehatan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) akan mulai bergerak menuju Arafah, dua hari menjelang puncak haji wukuf yang jatuh pada 11 September 2016. "Petugas disiapkan sebelum jamaah tiba, mulai besok atau H-2," kata Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Muchtaruddin Mansyur di Kantor Daerah Kerja Makkah, Arab Saudi, Kamis (8/9).

Petugas kesehatan itu akan diberangkatkan terlebih dulu. Kehadirannya, selain untuk persiapan dan orientasi medan, juga untuk mengantisipasi potensi gangguan kesehatan yang dialami jamaah selama perjalanan dari pondokan ke Arafah.

"Untuk layanan, penekanannya adalah di promosi dan preventif, pencegahan," katanya. Tim kesehatan akan mendistribusikan tenaga ahlinya di enam klinik satelit dan 52 klinik maktab (pemondokan) di Padang Arafat.

Pada klinik-klinik tersebut atau pos terpadu, ada tim promosi dan preventif yang tahu untuk mengantisipasi cuaca panas itu seperti apa. Mereka juga mengatur memberi informasi kepada jamaah agar tidak terekspos oleh bahaya-bahaya akibat cuaca panas.

Untuk di Arafah, kata dia, tim kesehatan juga mengantisipasi angin kencang atau badai. "Kita tahu itu pasir dapat juga membahayakan. Hal-hal itu yang mesti diperhatikan. Disamping itu, kita juga perlu perhatikan bahwa jamaah haji kita sebagian besar itu sudah rksiko tinggi," katanya merujuk kejadian tahun lalu saat angin kencang merobohkan tenda jamaah.

Sementara itu di Mina, kata dia, akan dikembangkan pola yang sama dengan di Arafah. Namun, prosesnya masih dalam pembahasan. "Kita sedang negosiasi dengan Muassasah bidang kesehatan untuk setidaknya mengalokasikan tenda untuk tenaga kesehatan sehingga mudah dikenal. Kalau tersebar kan agak susah," katanya.

Muchtaruddin mengatakan, kendala terbesar di Mina adalah terbatasnya tempat. "Kita usahakan tadi supaya polanya agak sama. Tetapi, untuk mengatasi itu, kita melakukan mobile team yang dikoordinasi TGC (tim gerak cepat)," katanya.

Tim kesehatan akan dibagi dalam enam zona untuk daerah-daerah yang sesuai pergerakan dan penempatan tenda-tenda jamaah. Jamaah Indonesia akan diberangkatkan secara bertahap menuju Arafah pada 10 September.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement