REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah puncak haji selesai, jamaah haji akan terbang kembali ke Tanah Air masing-masing. Termasuk, jamaah haji Indonesia. Sebelum pulang, waktu yang tersisa biasanya dimanfaatkan untuk berbelanja di pasar dan berziarah ke tempat-tempat bersejarah saat Rasulullah SAW hidup.
Mobilitas jamaah haji tersebut berisiko menemui beragam bentuk kejahatan di Tanah Suci. Terutama, ketika berbelanja di pasar. Untuk itu, jamaah pun diminta untuk tidak memakai perhiasan mencolok dan membawa seluruh benda berharga saat ke luar pemondokan. Jika perlu, mereka bisa menitipkan uang mereka ke deposit box yang tersedia di setiap maktab (kantor pengelola pemondokan haji).
Kotak pengaman (deposit box) disediakan secara cuma-cuma untuk kepentingan jamaah. Mereka tinggal menyampaikan kepada pengurus maktab jika ingin menitipkan uang atau perhiasan.
Petugas keamanan jamaah haji Indonesia memiliki kesimpulan sementara adanya tujuh modus kejahatan yang berpotensi menimpa calon jamaah haji di Tanah Suci. Berikut ketujuh modus kejahatan tersebut:
Tas bawaan
Banyak aksi pencurian tas bawaan jamaah yang ditaruh di ujung sajadah atau tempat sujud. Oleh karena itu, jamaah sebaiknya berhati-hati dan mengenakan tasnya ketika shalat.
Polwan menyamar
Ada aksi perempuan bercadar dan berbaju hitam menyamar sebagai polisi wanita dan menggeledah jamaah yang hendak masuk masjid. Aksi penipuan ini harus diwaspadai jamaah.
Calo pemandu
Tawaran dari sesama WNI untuk mengantar jamaah yang tersasar. Ketika tiba di tujuan, mereka minta bayaran. Ada jamaah yang dimintai uang hingga 50 riyal (Rp 125 ribu).
Bayar dam
menipu jamaah dengaan menawarkan kambing untuk membayar dam.
Mengaku mahasiswa Palestina
Peminta-minta mengaku sebagai mahasiswa Palestina. Cara ini terbukti ampuh untuk menuai rasa kasihan jamaah. Untuk itu, cobalah teliti terhadap identitas orang asing yang meminta bantuan.
Menyilet tas
pencopetan dengan cara menyilet tas jamaah. Kejahatan ini banyak terjadi di kawasan perbelanjaan dan pasar tumpah yang berada di gang-gang dan pinggir jalan yang ramai juga saat jamaah berdesak-desakan keluar dari Masjid Nabawi.