Jumat 23 Dec 2016 15:00 WIB

Dibalik Makna Nama Mina

Rep: mgrol84/ Red: Agung Sasongko
Mina
Mina

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu tempat suci (masya’ir muqodasah) itu merupaka destinasi keempat dalam perjalanan ibadah haji. Nama Mina dipilih berdasarkan dua hal, yaitu pertama berasal dari kata yumna yang berarti yuraq dan bermakna memancar darah sembelihan. Kedua berasal dari kata Tamana yang berarti berangan-angan, itu karena Nabi Adam berharap Surga di tempat itu. Mina terletak di antara kota Makkah dan Muzdalifah, jaraknya sekitar tujuh kilometer kea rah timur Masjidil Haram.

Namun, apabila pergi ke sana tanpa melalui terowongan jaraknya hanya sekitar empat kilometer. Mina adalah tempat berkemah dan bermalam para jamaah haji pada malam ke-10 sampai malam ke-12. Bahkan ada jamaah yang bermalam dan berkamah di sana sampai malam ke-13, kedua pilihan itu diperbolehkan.

Di Mina lah, para jamaah juga melakukan lempar jumrah. Terdapat tiga jumrah di sana, yaitu jumrah Qubra, jumrah Wustha, dan jumrah Sughra. Pada hari ke-10, para jamaah melempar jumrah di jumrah Aqabah sebanyak tujuh kali. Hari berikutnya, mereka melempar jumrah di ketiga jumrah yang ada, dimulai dari Sughra, Aqabah, Wustha, dan Aqabah. Jarak antara Aqabah dan Wustha adalah 240 meter, serta jarak anatara Wustha dan Aqabah adalah 148 meter.

Pada tahun 1292 Hijriyah, pemerintah merenovasi dan memperluas tempat jamarat Mina atas tuntutan dari semakin padatnya jamaah haji. Pada tahun 1383 Hijriyah, pemerintah membuat proyek perluasan jamarat bernama Jusur Jamarat, yaitu penambahan jembatan jumrah dan membuat lantai atas.

Pada tahun 1426 Hijriyah, Raja Abdullah bin Abdul Aziz memerintahkan agar merenovasi total jembatan Jamarat dengan menambahkan terowongan bawah tanah. Bangunan itu terdiri dari empat lantai yang dilengkapi dengan emergency tower, balai pengobatan, dan pusat peneyelamatan serta pengawasan, ditambah beberapa heliped. Mina ternayata menjadi tempat turunnya Surat an-Nashr, Ibnu Katsir mengatakan bahwa ayan tersebut turun pada hari Tasyrik.

"Apabila terlah dating pertolongan Allah dan kemenangan dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penerima Taubat (Surat an-Nashr: 1-3).”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement