Senin 09 Jan 2017 06:35 WIB

Unta Pun Menghilang dalam Kenangan di Jalanan Makkah

Perjalanan kafilah rombongan jamaah haji meninggalkan kota Makkah menuju padang Arafah pada tahun 1935.
Foto: Gahetna.nl
Perjalanan kafilah rombongan jamaah haji meninggalkan kota Makkah menuju padang Arafah pada tahun 1935.

Bila anda ingin melihat unta di Makkah, pasti kecele. Binatang padang pasir berpunuk ini tak bisa lagi ditemui. Paling-paling baru ketemu di pasar hewan menjelang puncak haji atau di peternakan unta yang ada di Hudaibiyah, pinggiran Kota Makkah.

Berbeda di tahun 1960-an hingga 1970-an, suasana Kota Makkah masa kini memang bukan lagi kota lapuk. Mobil mewah hilir mudik. Angkutan ini menyesaki kota bersama-sama mobil yang penyok-penyok badannya. Suasana lalu lintas pun kerap kali kacau-balau, apalagi banyak anak-anak di bawah umur ikut kerapkali ngebut di jalanan. Situasi ini acap kali muncul karena banyak anak-anak remaja mencuri kesempatan untuk mencoba menyopir mobil di jalanan.

Tapi yang pasti, Makkah sama sekali berbeda dengan kota Arab yang lain atau Asia Selatan yang rombeng. Di jalanann tak ditemukan binatang seperti kuda, keledai, ataupun unta seperti di jalanan Kota Lahore, Pakistan, atau Damaskus, Suriah. Makkah kini kota dunia, sudah dijejali gedung tinggi, lebih dari 50 terowongan dan jalanan dengan kualitas melebihi standar jalan tol Indonesia.

Bahkan rencananya sebuah jalan besar akan terus dibangun. Misalnya, beberapa tahun ke depan akan dibangun jalanan baru yang lebar yang dimulai dari depan Masjid al-Haram lurus ke araf Arafah. Jalanan baru ini nantinya pada musim haji akan dijadikan sarana pedestrian atau jalur jalan kaki bagi para jamaah haji yang hendak ke Arafah, Muzdalifah, maupun Mina. Pemerintah Arab Saudi mengatakan, fasiitas jalan ini akan menjadi jalur bagi pejalanan kaki terbesar di dunia.

Nah, mau tidak mau sosok unta yang hilir mudik di jalanan Makkah kini menjadi binatang kenangan. Bila ingin melihatnya harus pergi jauh ke luar kota. Di sana masih bisa ditemukan meski dalam jumlah yang tak terlalu banyak. Tak ada lagi area peternakan unta dalam jumlah besar, seperti kerap dibayangkan dalam film kuno tentang suasana kota-kota di wilayah Semenanjung Arab itu.

Walaupun begitu, unta termasuk pohon kurma, Ka'bah, air zamzam, buah tin, dan pohon zaitun, pernah mengisi kehidupan masa lalu warga Makkah. Bahkan, binatang berkuku genap dari genus Camelus sudah menjadi ikon bagi kota yang dahulu didirikan Nabi Ibrahim ini. Jasa mereka pun besar sebagai sarana transportasi mereka saat berkelana di padang pasir yang luas dan terik.

Unta sendiri terdiri atas dua jenis, yakni berpunuk satu (camelus dromedarius) dan berpunuk ganda (camelus bactriorus). Binatang ini memang bisa hidup di wilayah kering, seperti di gurun Asia dan Afrika Utara. Usia rata-rata masa hidup mereka antara 30 tahun sampai 50 tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement