Senin 09 Jan 2017 06:35 WIB

Unta Pun Menghilang dalam Kenangan di Jalanan Makkah

Perjalanan kafilah rombongan jamaah haji meninggalkan kota Makkah menuju padang Arafah pada tahun 1935.
Foto:
Sebagian rombongan jamaah haji asal Rusia yang ke Makkah dengan menggunakan mobil karavan tengah melepas lelah di Terminal Kudai, Makkah.

Sejarah umat manusia sampai sekarang belum bisa memastikan kapan unta dipakai sebagai kendaraan angkutan. Catatan sementara yang menggampangkan hanya memperkirakan bahwa layaknya kuda, domestikasi unta telah dimulai sejak 5.000 tahun silam. Pemanfaatan binatang ini, antara lain, untuk diperah susunya serta digunakan dagingnya untuk lauk, makanan, serta dipakai tenaganya sebagai alat angkut. Unta adalah hewan pekerja tangguh di area padang pasir.

Lalu, apa yang membuat binatang ini begitu kuat untuk bertahan di padang pasing yang kering? Setelah dikaji, binatang ini ternyata punya banyak kelebihan seperti yang disebut oleh Charles Darwin, yakni kemampuan beradaptasi untuk bertahan hidup. Salah satunya adalah pada lemak yang ada di punggungnya, atau yang akrab disebut punuk.

Selama ini, banyak orang yang masih mengira punuk unta adalah tempat menyimpan air. Namun, sebenarnya bukanlah begitu. Punuk unta menyimpan lemak khusus yang satu saat bisa diubah menjadi air dengan bantuan oksigen respirasi. Perbandingannya, bila ada satu gram lemak yang ada pada punuk unta, itu bisa diubah oleh binatang ini menjadi satu gram air.

Uniknya, meski punya kemampuan khusus, sebenarnya sebutan unta hanya dikenal di Indonesia dan sebagian Asia Tenggara. Di wilayah lain, di Arab, sebutan ini tak dikenal. Di Inggris, unta disebut sebagai camel. Ini sesuai dengan sebutan orang Arab yang menyebut binatang ini jamal. Mengapa demikian? Konon ini karena berasal dari salah paham percakapan antara para leluhur jamaah haji asal Nusantara dan orang Arab yang saat itu menjadi pelayannya ketika mendarat di Pelabuhan Jeddah.

Saat itu ada orang Arab datang kepada jamaah haji Indonesia sembari membawa binatang itu. Jamaah haji Nusantara ini heran ketika ada binatang berleher panjang yang akan menjadi tunggangannya menuju Makkah.

Binatang berleher panjang ini apa namanya, tanyanya kepada orang Arab pelayannya dengan memakai bahasa Melayu. Namun, orang Arab yang diajak berbincang tak paham omongannya. Dia malah balik bertanya mengenai apa pekerjaan dari si calon haji ini. "Istighul inta? (Apa pekerjaan Anda?)," katanya.

Di jawab seperti itu, si calon haji berpikir binatang itu namanya unta karena mengacu pada kata inta. Nah, sebutan unta atau unta ini berlanjut sampai kini.

Alhasil, sekarang percaya tidak kalau di Makkah tak ada unta? Rombongan orang yang akan ke Makkah semua sudah naik kendaraan bermesin. Rombongan haji asal Rusia yang dahulu naik unta ke Makkah misalnya kini sudah naik mobil karavan dengan merek Gazele. Kalau dahulu mereka lakukan berbulan-bulan dengan naik unta, kini jauhnya jarak yang terbentang dari Rusia ke Makkah ditempuh dengan menumpang kendaraan selama 15 hari.

Maka kini lengkaplah sudah jalanan Makkah yang tanpa disesaki binatang unta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement