Senin 09 Jan 2017 16:28 WIB

Umrah Jadi Pilihan Warga Aceh Akibat Lamanya Menunggu Antrean Berhaji

Rep: antara/ Red: Muhammad Subarkah
Jamaah calon haji asal Aceh menerima dana wakaf di Pemondokan 605, Hotel Khulafaa, Syisyah, Makkah, Arab Saudi, pada musim haji tahun 2016. (Republika/Didi Purwadi)
Foto: Republika/Didi Purwadi
Jamaah calon haji asal Aceh menerima dana wakaf di Pemondokan 605, Hotel Khulafaa, Syisyah, Makkah, Arab Saudi, pada musim haji tahun 2016. (Republika/Didi Purwadi)

IHRAM.CO.ID, KUTACANE — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Aceh Tenggara Provinsi Aceh menyatakan, umrah telah menjadi pilihan bagi warga setempat selama menunggu waktu pelaksanaan ibadah haji.

"Yang kita pantau, minat warga di Aceh Tenggara untuk melaksanakan umrah cukup tinggi. Apalagi dengan terbatasnya kuota haji," papar Kepala Seksi Haji dan Umrah Kemenag Aceh Tenggara Amon Yadi di Kutacane, Aceh Tenggara, Senin (9/1).

Ia mengatakan, lebih 10 perusahaan travel perjalanan umrah yang merupakan perwakilan dari kantor pusat mereka di Medan, Sumatra Utara, atau Jakarta memberangkatkan jemaah hingga dua kali dalam setahun.

Hingga November 2016, sebanyak 317 orang telah mendaftar haji di daerah berbatasan Kabupaten Karo, Sumatra Utara itu.

Amon mengaku tidak jarang warga Aceh Tenggara yang telah mendaftar untuk berhaji membatalkan keberangkatannya karena terlalu lama menunggu.

"Jamaah sendiri yang bilang sama kita, karena usia mereka telah lanjut. Mungkin saya tak sampai umur kalau berhaji. Rata-rata seperti itu, maka mereka berangkat umrah," ujarnya.

Data Kantor Kementerian Agama mencatat dalam tiga tahun terakhir terdapat total 106 orang calon jamaah haji membatalkan keberangkatan ke tanah suci yaitu tahun 2014 sebanyak 22 orang, lalu 45 orang pada 2015, dan tahun lalu 39 orang.

"Alasan mereka batalkan berangkat ada yang sakit dan meninggal dunia. Pikiran calon jamaah haji ini cuma satu, yakni sebelum meninggal, paling tidak saya sudah ke tanah suci," ujar Amon.

Gubernur Aceh Zaini Abdullah ketika meresmikan penerbangan perdana Garuda Indonesia rute internasional, yakni Banda Aceh-Jeddah pada 2016 memperkirakan jamaah umrah di provinsi berjuluk Serambi Mekah itu bisa mencapai 10 ribu orang.

"Ini membuat beban biaya para jamaah umrah lebih murah dengan durasi penerbangan lebih cepat, sekitar tujuh jam lamanya," kata Zaini.

 

Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin menyatakan, terhitung 2 Oktober 2016 Muslim di Indonesia yang menjalankan umrah kali kedua dikenakan biaya visa.

"Semula kan saya bersurat pada menteri haji agar jamaah umrah Indonesia, kami mohon untuk dikecualikan dari pengenaan biaya umrah. Kemudian mereka mengeluarkan kebijakan baru, untuk yang pertama kali umrah bebas biaya," ujar dia.

"Tetapi untuk yang kali kedua, ketiga dan seterusnya dalam kurun waktu satu tahun yang sama, setiap tahun sebenarnya umrohnya cukup sekali saja, dikenakan biaya 2.000 riyal Saudi," kata Lukman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement