IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Armada bus untuk mengangkut jamaah haji Indonesia di Arab Saudi, sudah ditingkatkan kualitasnya (upgrade). Hal itu dilakukan atas usulan banyak pihak demi keamanan dan kenyamanan para jamaah.
Salah satu yang sudah diperbaiki adalah bus rute Jeddah-Makkah, Makkah-Jeddah, Makkah-Madinah, dan Madinah-Makkah. "Itu sudah di-upgrade," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, saat rapat kerja dengan Komisi VIII DPR RI, Senin (16/1).
Sayangnya, masih ada satu layanan transportasi yang belum ditingkatkan kualitasnya, yakni bus wilayah (masya'ir). Lukman mengatakan, hal itu terjadi lantaran banyaknya jamaah haji yang datang dari seluruh dunia secara bersamaan. Meski begitu, Kemenag akan terus mendekati pengambil kebijakan di sana agar bus layanan tersebut juga diperbaiki kualitasnya. Bus masya'ir adalah bus yang melayani rute Arafah - Muzdalifah - Mina.
Tahun lalu, usulan Pemerintah Indonesia terkait penggunaan bus yang telah di-upgrade sebagai sarana transportasi jamaah haji Indonesia gelombang II dari Jeddah ke Tanah Air, disetujui oleh Pemerintah Arab Saudi. Upgrade bus rute ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Pada musim haji tahun lalu, Kemenag telah menjalin kontrak upgrade bus dengan empat perusahaan, yaitu Saptco, Rawahel, Rabitat, dan Qawafil. Ada empat rute yang masuk dalam item kontrak, yaitu Madinah-Makkah, Makkah-Madinah, Jeddah-Makkah, dan Makkah-Jeddah.
Dalam kesempatan itu, Lukman juga membahas tentang penempatan dana-dana haji. Ada tiga instrumen yang digunakan Kemenag untuk menaruh dana-dana haji, yakni surat berharga syariah negara (SBSN), surat utang negara (SUN), dan deposito. Semuanya di bawah kendali bank syariah.
"Ada jaminan mendapat keuntungan, tidak ada yang rugi. Kita betul-betul memilih yang sama sekali tidak menimbulkan potensi kerugian," kata Lukman.




