REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibrahim bin Hamad al-Khawwas ra berasal dari Samarra. Ia pergi meninggalkan kampung halamannya menuju Makkah untuk menunaikan ibadah haji.
Dia berjalan tanpa kendaraan dan bekal apapun. Di tengah perjalanan dia tersesat. Tiba-tiba dia melihat seorang rahib yang sedang bergegas mendekatinya.
Rahib itu berkata,“Wahai orang Muslim, bolehkan aku ikut bersama mu dalam perjalanan?”
“Tentu saja boleh,” Jawab Ibrahim al-Khawwas, dia sangat senang karena sekarang dia tidak sendiri dalam perjalanan.
Rahib itu menjadi petunjuk jalan baginya, mereka pun berjalan selama tiga hari tiga malam tanpa makan dan minum. Mereka sangat haus dan kelaparan tapi mereka tidak saling mengeluh.
Ketika Rahib tidak lagi bisa menahan lapar dan hausnya, ia berkata, “Wahai, rahib Muslim apakah engkau tidak membawa makanan untuk kita makan?”
Ibrahim terkejut mendengar pertanyaan rahib itu. Selama ini, justru dia selalu bertanya dalam hati. Apakah rahib ini tidak membawa bekal makanan atau minuman. Karena sudah tiga hari mereka tidak makan dan minum.
Ternyata sekarang dia baru tahu kalau rahib itu pun tidak membawa bekal. Ibrahim al-Khawwas bingung apa yang harus ia jawab kepada rahib itu?.
Tiba-tiba terlontar ucapan dari mulutnya “Ya, ada”.
“oh, kalau begitu marilah kita nikmati bersama” usul rahib itu dengan wajah berseri.