Rabu 08 Mar 2017 16:32 WIB

Raudah Wisata: Minat Umrah Warga Makassar ‎Sangat Tinggi

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Agus Yulianto
Jamaah umrah melakukan sa'i di Masjidil Haram (Ilustrasi)
Foto: ROL/Sadly Rachman
Jamaah umrah melakukan sa'i di Masjidil Haram (Ilustrasi)

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan perjalanan haji dan umrah, PT Raudah Eksati Utama (Raudah Wisata) kebanjiran minat jamaah untuk melakukan umrah. Hingga Maret, sedikitnya 500 jamaah umrah mendaftar di Raudah.

Kebanyakan jamaah tersebut berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan. Supervisor Raudah Wisata Yunita Anggraeni mengatakan, minat masyarakat Makassar terhadap umrah dan haji sangat besar. Terbukti, daftar tunggu antrean haji di Makassar mencapai 25 tahun, melebihi DKI Jakarta di mana masa tunggunya 15 hingga 25 tahun.

"Mereka (warga Makassar) memang mencari uang untuk ibadah. Ada yang pekerjaannya sebagai petani dan melaut. Mereka kalau bisa setiap tahun umrah," ujarnya saat ditemui Republika.co.id di kantornya, Jakarta, Rabu (8/3). Mereka biasanya sengaja menabung khusus agar bisa melakukan umrah ataupun haji.

Dalam kesempatan itu, Yunu sapaan akrabnya, mengakui, tidak mudah membawa rombongan jamaah umrah. "Paling susah itu soal ketepatan waktu," kata dia.

Hal itu dapat dimaklumi mengingat satu rombongan terdiri dari 45 orang. Menurut dia, tidak semua jamaah disiplin terhadap waktu. Ada yang terlambat dari waktu yang disepakati.

Biasanya apabila ada jamaah yang terlambat, maka akan mempengaruhi jadwal yang telah ditetapkan. Alhasil kegiatan berziarah pun menjadi terburu-buru. Pasalnya mereka harus mengejar waktu agar dapat menunaikan shalat di Masjidil Haram. Untuk itu dia mengimbau, setiap jamaah menaati waktu yang telah disepakati agar kegiatan umrah menjadi nyaman.

Hal lain yang menjadi tantangan yakni saat berada di bandar udara (bandara). Terkadang ada jamaah VIP yang membawa koper sendiri, berbeda dengan koper yang diberikan perusahaan travel. Untuk jamaah yang membawa koper tambahan yang berbeda tersebut, hendaknya menunggu sampai koper tersebut benar-benar keluar dari bagasi dan dibawa oleh porter.

Pasalnya pernah kejadian ada jamaah yang langsung meninggalkan bandara tanpa mengawasi kopernya (yang berbeda dengan jamaah lainnya). "Kalau porter kita bilang kopernya warna merah, ya yang diambil hanya warna merah. Kita tidak menyuruh jamaah angkat koper. Hanya sebaiknya ditunggu sampai kopernya muncul," kata Yuni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement